MAKALAH
PENGERTIAN,RUANG LINGKUP DAN POKOK
BAHASAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Drs.H.Abdul Wahab,
M.Pd.I
Di susun oleh :
Aan Kurniawan J (1119142)
Abdul Karim (1119144)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM PATI
TAHUN AKADEMIK 2021
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Manusia dibekali dengan akal, kalbu dan anggota tubuh yang
lain untuk meraih ilmu pengetahuan. Manusia dilarang mengikuti
sesuatu tanpa ada pengetahuan tentangnya. Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat
bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan dan asas-asastertentu
dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan.
Pendidikan islam masih belum menemukan
format dan bentuknya yang khas sesuai dengan agama islam hal ini selain karena
banyaknya konsep pendidikan yang ditawarkan para ahli yang belum jelas ke-islamannya, juga karena belum banyak pakar pendidikan
Islam yang merancang pendidikan Islam secara seksama.
Upaya untuk memperbaiki kondisi
kependidikan itu tampaknya perlu dilacak pada akar permasalahannya yang
bertumpu pada pemikiran filosofis. Diketahui bahwa secara umum filsafat
berupaya menjelaskan inti atau hakikat dari segala sesuatu yang ada dan
karenanya ia menjadi induk segala ilmu.
Filsafat dapat juga dijadikan sebagai
pandangan hidup. Jika filsafat itu dijadikan sebagai pandangan hidup oleh suatu
masyarakat atau bangsa maka mereka akan berusaha untuk
mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan yang nyata.Dari
sinilah filsafat sebagai pandangan hidup difungsikan sebagai tolak ukur bagi
nilai-nilai tentang kebenaran yang harus dicapai. Peranan filsafat yang
mendasari berbagai aspek pendidikan ini sudah tentu merupakan sumbangan utama
bagi pembinaan pendidikan. Teori-teori yang tersusun karenanya dapat disebut
sebagai pendidikan yang berlandaskan pada filsafat.
2.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah pengertian,ruang lingkup dan pokok bahasan
filsafat pendidikan islam ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari filsafat pendidikan islam?
2. Apa sajakah ruang lingkup filsafat pendidikan islam?
3. Apa sajakah pokok bahasan filsafat pendidikan islam?
B.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Pembahasan pengertian filsafat pendidikan Islam ini sebagai
pengantar pembahasan keseluruhan isi skripsi, dengan maksud memberi pemahaman
dasar tentang filsafat pendidikan Islam.
Secara terminologi filsafat
berasal dari kata dalam bahasa Inggris philo dan sophos. Philo berarti cinta, dan shopos
berarti ilmu atau hikmah. Pendapat ini kebanyakan dinyatakan oleh
penulis berbahasa Inggris, seperti Louis O. Kattsoff. Pendapat lain menyatakan bahwa filsafat
berasal dari bahasa Yunani
yang masuk dan digunakan sebagai
bahasa Arab, yaitu berasal dari kata philosophia. Philo berarti cinta,
sedangkan sophia berarti hikmah. Pendapat kedua ini dikemukakan oleh tokoh filsafat Islam, Al-Farabi (w. 950 M).
Namun demikian, meskipun kata filsafat berasal dari Yunani, bukan berarti orang Yunani Kuno adalah perintis pertama pemikiran filsafat di
dunia. Sebelum Yunani Kuno ada negara
lain seperti Mesir, Cina, dan India yang sudah lama mempunyai tradisi filsafat, meskipun mereka tidak menggunakan
kata philosophia untuk maksud yang
sama.1
Sebagai langkah awal untuk mememahami
makna filsafat pendidikan Islam, bisa dipahami pula bawa filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pendidikan yang sesuai
dengan Islam, sedangkan filsafat pendidikan sendiri menurut Dr. Muhammad
an-Najihi bermakna penerapan perspektif dan metode filsafat dalam pendidikan. 2 Atau bisa juga dipahami bahwa filsafat pendidikan Islam adalah filsafat
tentang pendidikan Islam. Dalam kaitan
ini, Ali Khalil Abu Al-Ainain
dalam Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyyah fi al-Qur’an al-Karim sebagaimana teruraikan dalam bukunya Toto Suharto, Filsafat
Pendidikan Islam menyebutkan bahwa untuk mengemukakan pengertian
pendidikan Islam lebih baik dikemukakan terlebih dahulu karakteristik pendidikan Islam, yakni : (1) pendidikan Islam mencakup
semua aspek kehidupan manusia, baik berupa aspek
1
Endang Saifuddin Anshari, dalam Tuto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyaka rta: Ar-Ruzz Media, 2006), hlm.
22
2 Muhammad an
-Najihi, Falsafah at- Tarbiyah, (Kairo:
Muthobi’ al-Kailani, t.t), hlm. 36
fisik,
mental, akidah, akhlak, emosional, estetika, maupun sosial; (2) pendidikan
Islam bermaksud meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat secara seimbang
dan sama; (3) pendidikan Islam bermaksud mengembangkan semua aktivitas manusia
dalam interaksinya dengan orang lain, dengan menerapkan prinsip integritas dan
keseimbangan; (4) pendidikan Islam dilaksanakan secara kontinu dan terus-
menerus tanpa batas waktu, mulai dari proses pembentukan janin dalam rahim sang
ibu hingga meninggal dunia; dan (5) pendidikan Islam melalui prinsip
integritas, universal, dan keseimbangan, bermaksud mencetak manusia yang
memerhatikan nasibnya di dunia dan akhirat.1
Selain itu, Achmadi memberikan pengertian pendidikan Islam
sebagai segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta
sumber daya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. 2
Jika ditarik sebuah sintesis pengertian, maka filsafat
pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai berbagai masalah pendidikan
yang berlandaskan ajaran Islam. Kajian filosofis yang digunakan filsafat
pendidikan Islam mengandung arti bahwa filsafat pendidikan Islam itu merupakan
pemikiran secara mendalam, sistematik,
radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat
pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam dengan demikian senantiasa mengkaji
filsafat pendidikan yang berlandaskan norma Islam.
B.
Ruang
Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Pembahasan tantang ruang lingkup filsafat pendidikan Islam sebenarnya merupakan pengkajian dari
aspek ontologis filsafat pendidikan
Islam. Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu
yang akan dijadikan sasaran penyelidikan (objek material) dan yang akan dipandang
(objek formal). Perbedaan suatu ilmu pengetahuan dengan ilmu lainnya
terletak pada sudut pandang
(objek formal) yang digunakannya. Objek
material filsafat pendidikan Islam sama dengan filsafat
1
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 30-31
2
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme -Teosentris,(Yogyaka
rta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 28-29
pendidikan
pada umumnya, yaitu segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu
yang ada ini mencakup “ada yang tampak” dan “ada yang tidak tampak”. Ada
yang tampak adalah dunia empiris, dan ada yang tidak
tampak adalah alam metafisis.
Adapun objek formal filsafat pendidikan Islam adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan objektif tentang pendidikan Islam untuk dapat diketahui hakikatnya.
Secara makro, yang menjadi ruang lingkup filsafat
pendidikan Islam adalah yang tercakup dalam objek material filsafat, yaitu
mencari keterangan secara radikal mengenai Tuhan, manusia, dan alam yang tidak
bisa dijangkau oleh pengetahuan biasa. Sebagaimana filsafat, filsafat pendidika
n Islam juga mengkaji ketiga objek ini berdasarkan ketiga cabangnya: ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
Secara mikro objek kajian filsafat pendidikan Islam adalah
hal-hal yang merupakan faktor atau komponen dalam proses pelaksanaan
pendidikan. Faktor atau komponen pendidikan ini ada lima, yaitu tujuan
pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan (kurikulum, metode, dan
evaluasi pendidikan), dan lingkungan pendidikan.3
Untuk lebih memfokuskan
pembahasan filsafat pendidikan Islam
yang sesuai dengan fokus penelitian ini, maka cukup
disajikan ruang lingkup pembahasan
filsafat pendidikan Islam secara makro.
a.
Ontologi
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat
diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. 4
Dalam konsep FIlsafat Pendidikan Islam
Islam, segala sesuatu yang ada ini meliputi yang nampak dan yang tidak
nampak (metafisis).
Filsafat
pendidikan Islam bertitik tolak pada
konsep the
creature of God,
yaitu manusia dan alam.
Sebagai pencipta, maka Tuhan
telah mengatur di
3
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 45-48
4
Mohammad Adib, FIlsafat Pendidikan Islam : Ontologi, Epitemologi, Aksiologi,
dan Logika Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 69
alam
ciptaan-Nya. Pendidikan telah berpijak dari human
sebagai dasar perkembangan dalam pendidikan. Ini berarti bahwa seluruh
proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah transformasi pendidikan.
Sehingga yang menjadi dasar kajian atau dalam istilah lain sebagai
objek kajian (ontologi) filsafat pendidikan Islam seperti yang termuat di dalam
wahyu adalah mengenai pencipta (khalik),
ciptaan-Nya (makhluk), hubungan antar
ciptaan-Nya, dan utusan yang menyampaikan risalah pencipta (rasul).
Dalam hal ini al-Syaibany mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang
menjadi dasar pandangan tentang alam raya meliputi dasar pemikiran:
1.
Pendidikan dan tingkah laku manusia serta
akhlaknya selain dipengaruhi oleh lingkungan sosial
dipengaruhi pula oleh lingkungan fisik
(benda- benda alam);
2.
Lingkungan dan yang termasuk dalam alam
raya adalah segala yang diciptakan oleh Allah swt baik makhluk hidup
maupun benda-benda alam;
3.
Setiap wujud (keberadaan) memiliki dua aspek,
yaitu materi dan roh.
Dasar pemikiran ini mengarahkan falsafah pendidikan Islam menyusun konsep alam nyata dan alam ghaib, alam materi dan alam ruh, alam dunia dan alam akhirat;
4.
Alam senantiasa menngalami
perubahan menurut ketentuan aturan pencipta;
5.
Alam merupakan sarana yang disediakan bagi manusia
untuk meningkatkan kemampuan dirinya. 5
b.
Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata episteme
yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Jadi epistemologi adalah ilmu
yang membahas tentang pengetahuan dan
cara memperolehnya.
Epistemologi disebut juga teori pengetahuan, yakni cabang filsafat yang
membicarakan tentang cara memperoleh
pengetahuan, hakikat pengetahuan dan sumber
pengetahuan.
Dengan kata lain, epistemologi
adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti atau membahas
tentang tata cara, teknik, atau prosedur
5 Ahmad
Syari’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 123
mendapatkan
ilmu dan keilmuan. Tata cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan
keilmuan adalah dengan metode non- ilmiah, metode ilmiah, dan metode problem solving.
Pengetahuan yang diperoleh dengan metode
non- ilmiah adalah pengetahuan
yang diperoleh dengan cara penemuan
secara kebetulan; untung- untungan
(trial and error); akal sehat (common sense); prasangka; otoritas (kewibawaan); dan pengalaman biasa.
Metode ilmiah adalah cara
memperoleh pengetahuan melalui pendekatan deduktif dan induktif. Sedangkan metode
problem solving adalah
memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi permasalahan, merumuskan
hipotesis; mengumpulkan data; mengorganisasikan
dan menganalisis data; menyimpulkan dan conclusion; melakukan
verifikasi, yakni pengujian
hipotesis. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan teori- teori, prinsip-prinsip,
generalisasi dan hukum- hukum. Temuan itu dapat dipakai
sebagai basis, bingkai atau kerangka
pemikiran untuk menerangkan,
mendeskripsikan, mengontrol, mengantisipasi atau meramalkan sesuatu kejadian
secara tepat.6
c.
Aksiologi
Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi
kebutuhan manusia berikut manfaatnya bagi kehidupan manusia. Dengan kata
lain, apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan
ilmu itu dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.7
Dalam bahasan lain, tujuan keilmuan
dan pendidikan Islam yang berusaha untuk mencapai
kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat ini sesuai dengan Maqasid al-Syariah yakni tujuan Allah SWT dan Rasul-Nya dalam merumuskan hukum
Islam. Sementara menurut Wahbah al Zuhaili, Maqasid
Al Syariah berarti nilai- nilai
dan sasaran syara' yang tersirat dalam segenap
atau bagian terbesar dari hukum-hukumnya.
Nilai- nilai dan sasaran-
6
Mohammad Adib, FIlsafat Pendidikan Islam ,hlm.74-75
7
Mohammad Adib, FIlsafat Pendidikan Islam ,
hlm. 79
sasaran
itu dipandang sebagai tujuan dan rahasia syariah, yang ditetapkan oleh al-Syari' dalam setiap ketentuan hukum. Menurut Syathibi tujuan akhir hukum tersebut adalah satu, yaitu mashlahah atau kebaikan dan kesejahteraan umat manusia.
Kemudian Muzayyin Arifin memberikan
definisi aksiologi sebagai suatu
pemikiran tentang masalah nilai- nilai
termasuk nilai tinggi dari Tuhan, misalnya nilai moral, nilai agama, dan
nilai keindahan (estetika). Jika aksiologi ini dinilai dari sisi
ilmuwan, maka aksiologi dapat
diartikan sebagai telaah tentang nilai - nilai yang dipegang ilmuwan dalam memilih
dan menentukan prioritas bidang
penelitian ilmu pengetahuan serta
penerapan dan pemanfaatannya.
B.
Pokok Bahasan Filsafat
Pendidikan Islam
1.
Definisi Filsafat, Filsafat
Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam.
2.
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Islam
3.
Metode Mempelajari Filsafat Pendidikan
Islam
4.
Hakikat Manusia Sebagai Makhluk
Pedagogis Menurut Islam
5.
Sumber Dasar Pendidikan Islam
6.
Hakikat, Tujuan dan Fungsi
Pendidikan Islam
7.
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Barat dan Tokoh-Tokohnya
8.
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Islam dan Tokoh-Tokohnya.
9.
Fitrah Manusia dalam pendangan
Barat dan Islam
DAFTAR PUSTAKA
D.
Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980.
Daien
Indrakusuma, Amir, Pengantar Ilmu
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973.
Departemen
Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Semarang: CV. Toha Putra, 1971.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1993.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi
Offset, 1999.
Hadikusumo,
Kunaryo, dkk., Pengantar Pendidikan,
Semarang: IKIP Semarang Press, 1995.
