Monday, May 18, 2015

SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA KELAS IV MI TARBIYATUS SHIBYAN GUNUNGWUNGKAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA KELAS IV MI TARBIYATUS SHIBYAN GUNUNGWUNGKAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA KELAS IV MI TARBIYATUS SHIBYAN GUNUNGWUNGKAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa suatu pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa di pungkiri bahwa pendidikan Islam baik sebagai sistem maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa yang berurat berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan Nasional. Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespons fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum, kualitas yang tinggi diperlukan untuk menciptakan keghidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis dan mampu bersaing. Dalam konteks madrasah/ sekolah, agar lulusannya memiliki keunggulan kompetensi dan komparasi maka kurikulum Madrasah/ Sekolah perlu dikembangkan dengan pendekatan kompetensi dan tingkat satuan pendidikan. Hal itu dilakukan agar madrasah secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi, sehingga madrasah tidak kehilangan relevansi program pembelajarannya. Selanjutnya basis kompetensi yang dikembangkan di madrasah/ sekolah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah S.W.T, penguasaan keterampilan hidup, kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang sempurna. Oleh karena itu peranan dan efektifitas pendidikan agama di madrasah/ sekolah sebagai landasan bagi pengembangan sepiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak. Harus di tingkatkan Pendidikan Agama Islam, karena asumsinya adalah jika pendidikan agama (yang meliputi Alquran Hadist, Aqidah dan Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik. Pendidikan Alquran Hadist di madrasah/ sekolah sebagai landasan yang integral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian Siswa , tetapi secara subtansial mata pelajaran Alquran Hadist memiliki kontribusi dalam memberikan keaktifan kepada Siswa untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal adalah Madrasah Ibtidaiyah yang mempunyai orientasi untuk memberikan bekal pengetahuan, sikap dan ketrampilan kepada siswa untuk mencapai kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang optimal. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa tingkat keaktifan siswa MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal dalam pembelajaran masih kurang. Hal ini terlihat dari beberapa aspek yaitu keaktifan siswa dalam memperhatikan guru maupun teman, keaktifan siswa dalam membaca materi pelajaran, keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapatnya, keaktifan siswa dalam mendengarkan dan memperhatihan guru, keaktifan siswa dalam mencatat atau menyalin materi pelajaran, adalah memecahkan masalah atau soal. Berdasarkan observasi juga ditemukan bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher centered learning). Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah, yang menyebabkan penguasaan konsep siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa yang masih di bawah standar KKM sekolah yaitu 75. Salah satu alternatif yang diajukan untuk meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran yaitu dengan implementasi Model Pembelajaran Card Sort. Card Sort memiliki beberapa keunggulan antara lain, pendekatan belajar yang beragam, lebih mudah dalam mengakses pengetahuan, terjadi interaksi sosial, bersifat kelompok, menghemat biaya, dan memudahkan dalam pemahaman siswa. Card Sort berpeluang menggeser paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada pengajar, menuju paradigma baru yang berpusat pada siswa. Memungkinkan berpeluang meningkatan interaksi antara siswa dengan pengajar, siswa dengan siswa, siswa/pengajar dengan konten, siswa/pengajar dengan sumber belajar lainnya, serta berpeluang terjadi konvergensi antar berbagai metode, media sumber belajar, serta lingkungan belajar lain yang relevan. Manfaat Card Sort antara lain proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka saja, tetapi ada penambahan waktu pembelajaran dengan memanfaatkan media online, mempermudah dan mempercepat proses komunikasi antara guru dan siswa (mitra belajar), serta membantu proses percepatan pengajaran. Membantu mengaktifkan keaktifan siswa untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membentuk sikap kemandirian belajar pada siswa. Siswa tidak hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru, tetapi dapat mencari materi dalam berbagai cara, antara lain, mencari ke perpustakaan, menanyakan kepada teman kelas atau teman saat pembelajaran. Oleh karena itu maka peneliti akan melaksanakan pembelajaran Alquran Hadist yang aktif dengan metode yang relevan . Itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di tempat peneliti mengajar dengan judul “Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Melalui Model Pembelajaran Card Sort Pada Kelas IV MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Tahun Pelajaran 2014/2015 “ B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah penerapan model Card Sort dapat meningkatan keaktifan belajar siswa kelas IV MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati?” C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penerapan model card sort dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadist kelas IV di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah : 1. Bagi Siswa. a. Kompetensi siswa dibidang Al-Qur’an Hadist Khususnya pokok surat Al-Adiyat dan Al-Insyiraah dapat dicapai. b. Menumbuhkan keaktifan belajar siswa sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik. c. Membiasakan siswa aktif dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Guru. a. Adanya inovasi model pembelajaran Al-Qur’an Hadist yang menitik beratkan pada penerapan Model Card Sort. b. Dapat terjalin kerja sama atau kolaborasi sesama guru. c. Mekeaktifan guru-guru yang lain di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati untuk menerapkan model-model pembelajaran yang baru guna meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Sekolah. a. Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran Card Sort yang diharapkan dapat dipakai untuk kelas yang lain. b. Dapat memberikan sumbangsih dalam perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang. c. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati dapat berkembang lebih baik. E. Telaah Pustaka Dari uraian tersebut di atas, maka penulis berusaha merefleksi bagaimana caranya agar siswa dapat belajar aktif yang optimal. Untuk itu penulis mencoba mengganti metode yang lama dengan metode pembelajaran yang baru yakni model Card Sort. Alasan penulis memilih model ini karena dianggap relevan dengan pokok bahasan maupun kondisi siswanya serta sudah ada yang membuktikan bahwa model Card Sort ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Peneliti yang sudah ada diantaranya: Pertama, penelitian dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Sangidin (073111435) dengan judul ”Efektifitas Metode Card Sort dalam Mengupayakan Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Kelas V di MI Ma‟arif 11 Pucung Kidul Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap”. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode Card Sort dapat memunculkan Ketkifan Siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadist di MI Ma‟arif 11 Pucung Kidul Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Sebelum diupayakan model Card Sort, KKM hanya 37,5 %. Setelah adanya Card Sort ada peningkatan di siklus I meningkat 75 % dan selanjutnya di siklus II meningkat lagi menjadi 93,75 %. Skripsi di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu dari aspek mata pelajarannya yaitu Al Qur’an Hadist dan metode pembelajannya sama-sama menggunakan Metode Card Sort. Namun aspek yang diteliti memiliki perbedaan. Penulis menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist. Kedua, penelitian dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Ngesti Sulistiyaningsih Dengan Judul ”Penerapan Strategi Card Sort dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Bagi Siswa Kelas V di MI Ma’arif Wanurejo Borobudur ”. Dalam penelitian ini ditemukan hasil yaitu: 1. Metode ini membantu mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2. Setelah menggunakan strategi Card Sort ini hasil belajar siswa meningkat pada siklus I adalah 46 % dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 98 %. Skripsi di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu dari aspek metode pembelajannya sama-sama menggunakan Metode Card Sort. Namun aspek yang diteliti memiliki perbedaan. Dalam skripsi ini menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui Prestasi Belajar siswa dalam pembelajaran Akidah Akhlaq. Penulis menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist. Ketiga, Skripsi Siti Mutmainnah (107398) Dengan Judul “ Upaya Peningkatan Prestasi Belajar melalui Card Sort pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas II MI Sirojul Huda Pasuruan Kayen Pati Tahun Pelajaran 2012/2013 “. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa kegiatan pembelajaran melalui Card Sort dapat meningkatkan Keaktifan Siswa dan hasil belajar siswa dalam Pelajaran Fiqih Kelas II MI Sirojul Huda Pasuruan Kayen Pati. Sebelum diupayakan Model Card Sort, KKM hanya 37.5 %. Setelah adanya Model Card Sort ada peningkatan disiklus I meningkat 75,5 % dan selanjutnya di siklus II meningkat lagi menjadi 90 %. Skripsi di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu dari aspek metode pembelajannya sama-sama menggunakan Metode Card Sort. Namun aspek yang diteliti memiliki perbedaan. Dalam skripsi ini menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui Prestasi Belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih. sedangkan Penulis menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist. F. Landasan Teori dan Hipotesis 1. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik . Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada Siswa , sebab dengan adanya keaktifan Siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan. Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber pembelajaran yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain. keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; (5) melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal; serta (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu prosses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Harold Spears, Learning is to observe, toread, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction, Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu). Sedangkan menurut Clifford T. Morgan mengemukakan belajar dengan “Learning is any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of experience or practice”. Belajar adalah setiap perubahan relatif tetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari pengalaman dan latihan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan Keaktifan belajar adalah (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; (5) melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal; serta (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh. Keaktifan belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan rajin dan sungguh-sungguh. Kegiatan disini sering diartikan dengan kesibukan dan kegiatan yang mengarahkan seluruh tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, aktivitas dapat dikatakan sebagai kegiatan atau kesibukan seseorang atau menggunakan tenaga, pikiran untuk mencapai tujuan tertentu kesemuanya itu untuk mencapai kemampuan yang optimal. b. Ciri-ciri siswa aktif. Semua siswa yang sedang belajar secara aktif mempunyai ciri-ciri yang dapat dengan mudah diamati. Ciri-ciri tersebut yaitu: (1) Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa; (2) Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman); (3) Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya; (4) Siswa berpikir reflektif. Siswa yang aktif belajar selalu menemukan pengetahuan, informasi, atau keterampilan dengan mengalami langsung. Mereka dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pengamatan atau penyelidikan, membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks), mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb). Bila siswa belajar dengan aktif, maka dengan mudah kita bisa menemukan mereka sedang berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal), menggunakan kemampuan berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan), serta berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas). Siswa-siswa yang belajar secara aktif tampak pula mengomentari (tidak hanya meminta untuk dikomentari) , menyimpulkan proses pembelajaran, mencoba memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajarannya, dan menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri. 2. Strategi PAIKEM Model Card Sort. a. Strategi PAIKEM PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). PAIKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. PAIKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif berarti dalam proses pembelajaran Kreatif berarti Efektif berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menyenangkan berarti suasana dalam KBM. PAIKEM mempunyai empat ciri-ciri sebagai berikut: Ciri aktif dalam PAIKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya. Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAIKEM yang artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajarannya.Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Ciri ketiga pembelajaran PAIKEM adalah efektif . Maksudnya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAIKEM dengan maksud pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Menyenangkan berarti tidak membelenggu, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi. Dengan demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM ), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran. b. Model Card Sort. 1). Pengertian Model Card Sort Model adalah sebuah gambaran mental yang membantu kita memahami sesesuatu yang tidak bisa kita lihat atau alami secara langsung. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model Pembelajaran adalah pola yang digunakan pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arends seperti dikutip oleh Agus Suprijono, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Card sort adalah sortir kartu yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk membentuk kelompok belajar. Manfaat Card Sort antara lain proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka saja, tetapi ada penambahan waktu pembelajaran dengan memanfaatkan media online, mempermudah dan mempercepat proses komunikasi antara guru dan siswa (mitra belajar), serta membantu proses percepatan pengajaran. Membantu mengaktifkan keaktifan siswa untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membentuk sikap kemandirian belajar pada siswa. Siswa tidak hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru, tetapi dapat mencari materi dalam berbagai cara, antara lain, mencari ke perpustakaan, menanyakan kepada teman kelas atau teman saat pembelajaran. Dari uraian di atas maka Model Card Sort (Mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. 2). Langkah-langkah Model Card Sort. Card Sort (menyortir kartu) langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut: a) Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai Kompetensi Dasar (KD) / Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa, kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian) b) Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur. c) Membagikan kartu kepada siswa, masing-masing mendapat satu kartu. d) Memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. e) Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan tulis secara urut. f) Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya. g) Menyuruh salah satu penganggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya. h) Memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa. i) Melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut. 3). Kelebihan dan Kelemahan Model Card Sort. a) Kelebihan. Card Sort memiliki beberapa keunggulan antara lain: pendekatan belajar yang beragam, lebih mudah dalam mengakses pengetahuan, terjadi interaksi sosial, bersifat kelompok, menghemat biaya, dan memudahkan dalam pemahaman siswa. b) Kekurangan. Adapun kekurangan Model Card Sort adalah : Membutuhkan persiapan yang lama dan media yang berupa kartu-kartu sebelum kegiatan berlangsung, apabila guru kurang bisa mengendalikan kelas maka suasana kelas akan menjadi gaduh. c. Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist Al Qur’an adalah kitab Umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia. Sedangkan hadits menurut Jumhurul Muhadditsin ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan yang sebagainya. Tujuan mata pelajaran Al Qur’an Hadist adalah : 1). Memberikan kemampuan dasar kepada siswa dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al Qur’an Hadist. 2). Memberikan pengertian, pemahaman, pengahayatan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an Hadist melalui keteladanan. 3). Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al Qur’an Hadist. G. Metode Penelitian. 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada semester kedua yaitu bulan Juni Tahun Pelajaran 2014/2015 di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati . Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Keterangan 1 Proposal Skripsi Maret – Mei 2015 2 Pelaksanann siklus I 11 Juni 2015 3 Pelaksanaan Siklus II 18 Juni 2015 4 Penyelesaian 25 Juni 2015 Tabel 1.1 Keterangan : 1. Proposal Skripsi dari Tanggal 1 Maret – 30 Mei 2015 2. Pelaksanaan Siklus I Tanggal 11 Juni 2015 3. Pelaksanaan Siklus II Tanggal 18 Juni 2015 4. Penyelesaian Tanggal 25 Juni 2015 2. Subyek Penelitian Adapun subyek penelitian ini adalah kelas IV MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal dengan jumlah siswa 13 yang terdiri dari 5 siswa putra dan 8 siswa putri. 3. Kolaborator Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, kolaborasi atau kerjasama antara guru dan peneliti menjadi hal yang penting terutama dalam pemahaman, kesepakatan, tentang permasalahan dan pengambilan keputusan yang melahirkan kesamaan tindakan. Kegiatan kolaborasi dilakukan agar dapat meringankan dan membantu peneliti untuk mencari jalan keluar permasalahan yang ada di kelas. Dalam hal ini yang bertindak sebagai kolaborator adalah teman guru sendiri yaitu Noor Faizah,S.Pd.I, sebagai guru kelas satu dan Wakil Kepala Madrasah, karena beliau sudah berpengalaman diharapkan dapat memberikan masukan-masukan demi tercapainya perbaikan pembelajaran selama penelitian dilaksanakan. 4. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau PTK, dan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan Pendekatan Kuantitatif. 5. Setting dan Siklus Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist dengan materi pokok surat Al-Adiyah dan Al-Insyiraah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I untuk materi surat Al-Adiyat dan siklus II untuk materi surat Al-Insyiraah. SIKLUS I SIKLUS II Gambar 1.1 Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilakukan meliputi: a. Siklus I 1) Perencanaan Pada tahap ini meliputi: a) Mengidentifikasi masalah yang dialami oleh siswa yang meliputi nilai dan tingkah laku. b) Merencanakan pembelajan Al-Qur’an Hadist materi pokok surat Al-Adiyat dan surat Al-Insyiraah melalui model Card Sort yang terdiri atas menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). c) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran. d) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes essai. e) Menyiapkan lembar observasi. 2) Pelaksanaan Pada tahap ini merupakan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajran dengan model Card Sort pada materi pokok surat Al-Adiyat adalah sebagaimana terlampir dalam RPP. 3) Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan, yaitu memantau jalannya proses pembelajaran model Card Sort dan mengamati dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang belum sesuai dengan harapan penelitian. 4) Refleksi Pada tahap ini yang perlu direfleksi adalah: a. Menganalisis perencanaan, proses dan hasil proses pembelajaran model Card Sort yang telah dijalankan. b. Mengkaji mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu dperbaikai pada siklus berikutnya. c. Membuat simpulan sementara pada pelaksanaan Siklus I. b. Siklus II Untuk pelaksanaan siklus II secara teknis sama seperti pelaksanaan siklus I. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus II dan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Langkah-langkah siklus II sebagai berikut: 1) Perencanaan. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus I. 2) Pelaksanaan. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sesuai dengan revisi berdasarkan evaluasi pada siklus I, mengenai langkah-langkah pembelajarannya seperti pada siklus I. Dalam siklus II dengan materi surat Al-Insyiraah. 3) Pengamatan Guru melakukan pengamatan yang sama pada siklus I. 4) Refleksi Pada tahap ini guru mendiskusikan dengan kolaboratornya mengenai hasil pengamatan untuk mendapatkan kesimpulan. 6. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan Observasi bebagai metode pengumpulan data dan sebagai pengamatan dalam proses pembelajaran dan keaktifan belajar siswa. Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 7. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif untuk mengetahui proses pembelajran dan peningkatan keaktifan belajar siswa yang dilihat dari hasil observasi. Sedangkan analisis data kuantitatif untuk mengetahui prosentase proses pembelajaran dan kategori keaktifan belajar siswa serta prosentase siswa aktif. Skripsi ini hanya menggunakan intrumen observasi untuk membantu mengungkap data sebagai upaya memperoleh data. Adapun aspek yang dianalisis adalah : a. Proses Pembelajaran. Metode analisis data dalam proses pembelajaran menggunakan analisis data kualitatif untuk mengetahui hasil pengamatan proses pembelajaran dan kesesuaian antara skenario dengan pelaksanaan proses pembelajaran dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran. Sedangkan analisis data kuantitatif untuk mengetahui prosentase hasil proses pembelajaran, adapun skor maxsimal adalah 9 (sembilan) dan skor minimal adalah 0 (nol) dari sembilan kegiatan Proses Pembelajaran dalam RPP yang diamati, dan rumus yang digunakan untuk mencari prosentase hasil proses pembelajaran adalah : P = ƩX x 100% ƩN Keterangan : P = Prosentase hasil proses pembelajaran ƩX = Jumlah skor yang diperoleh ƩN = Jumlah skor maxsimal b. Keaktifan Belajar Siswa. Untuk mengamati Keaktifan belajar siswa peneliti menggunakan analisis data kualitatif untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa. Adapun aspek yang diamati adalah : mengungkapkan pendapat, kerjasama, bertanya, menjawab, memperhatikan dan mencatat. Sedangkan analisis data kuantitatif untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dan prosentase siswa aktif dari hasil pengamatan keaktifan belajar siswa, adapun skor maxsimal adalah 6 (enam) dan skor minimal adalah 0 (nol) dari enam aspek yang diamati, adapun rumus yang digunakan untuk mencari prosentase siswa aktif adalah : P = ƩX x 100% ƩN Keterangan : P = Prosentase siswa aktif ƩX = Jumlah siswa aktif ƩN = Jumlah siswa 8. Kriteria Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria berikut : a. 70 % Keaktifan Belajar Siswa masuk dalam kategori aktif. b. Adanya peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dari siklus ke siklus. H. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi agar lebih sistematis dan terfokus pada satu pemikiran, maka dalam pembahasan terperinci sebagai berikut : Bab pertama, merupakan pendahuluan yang ditempatkan pada tahap pertama. Dalam pendahuluan dipaparkan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab kedua, terdiri dari telaah pustaka, berisi tentang tinjauan umum dan deskripsi tentang penelitian sebelumnya yang sejenis. Diteruskan dengan landasan teori dan hipotesis tindakan, yaitu sebagai cara pandang dan dasar acuan terhadap penelitian yang akan dilakukan, serta menentukan jawaban sementara. Bab ketiga, terdiri dari metodologi penelitian, metode ini dimaksudkan sebagai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengambilan data dan penganalisisan. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab keempat, merupakan bab terakhir dalam pembahasan yang memuat tentang gambaran umum tentang MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati yang menguraikan tentang letak dan keadaan geografis, sejarah berdiri dan proses perkembangan, struktur organisasi, keadaan siswa dan karyawan dan keadaan sarana prasarana dan berisi tentang laporan hasil penelitian tindakan kelas. Bab kelima, adalah bab terakhir sebagai penutup. Dalam hal ini terbagi menjadi dua sub bab, pertama, simpulan dari semua pembahasan yang telah diuraikan, selanjutnya kritik dan saran yang dianggap perlu. Kemudian dibagian akhir terdapat daftar pustaka dan beberapa lampiran yang terkait dengan penelitian, serta curriculum vitae. I. Daftar Pustaka Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Ahmad Luthfi, Pembelajaran Qur’an Hadist, (Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009) Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: MC. Grow-Hill, 1971), 170. Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Pembelajaran PAIKEM,(Semarang : Thoha Putra, 2004). Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) Ismail SM., StrategiPembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2009). Ngesti Sulistianingsih (073111456), Penerapan Strategi Card Sort Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Bagi Siswa Kelas V Di MI Ma’arif Wanurejo Borobudur, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009). Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Permenag RI Nomor 2, Tentang Standar Kelulusan dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta : Kemenag RI, 2008), PP No 19 Tahun 2005. Pupuh Fathurrahman, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2004). UU Tahun 2003 No 1 pasal 2. Sangidin (073111435), Efektifitas Metode Card Sort Dalam Mengupayakan Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-qur’an Pada Mata Pelajaran Al-qur’an Hadits Kelas V MI Ma’arif 11 Pucung Kidul Kroya Cilacap, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009). Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Siti Mutmainnah (107398) , Upaya Peningkatan Prestasi Belajar melalui Card Sort pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas II MI Sirojul Huda Pasuruan Kayen Pati Tahun Pelajaran 2012/2013, Skripsi, (Pati: Jurusan Tarbiyah STAI Pati, 2013). Sudjana, Proses Belajar Mengajar (Jakarta : Rahayasa, 2001). Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009). Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Suryasubrata, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
<script data-ad-client="ca-pub-7632944160334815" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

No comments: