Tuesday, March 10, 2020

SKRIPSI PAI PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa suatu pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa di pungkiri bahwa pendidikan Islam baik sebagai sistem maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa yang berurat berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan Nasional.
Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespons fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum, kualitas yang tinggi diperlukan untuk menciptakan keghidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis dan mampu bersaing.
Dalam konteks madrasah/ sekolah, agar lulusannya memiliki keunggulan kompetensi dan komparasi maka kurikulum Madrasah/ Sekolah perlu dikembangkan dengan pendekatan kompetensi dan tingkat satuan pendidikan. Hal itu dilakukan agar madrasah secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi, sehingga madrasah tidak kehilangan relevansi program pembelajarannya.
Selanjutnya basis kompetensi yang dikembangkan di madrasah/ sekolah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah S.W.T, penguasaan keterampilan hidup, kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang sempurna. Oleh karena itu peranan dan efektifitas pendidikan agama di madrasah/sekolah sebagai landasan bagi pengembangan sepiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak.
Pendidikan Agama Islam perlu untuk ditingkatkan, karena asumsinya adalah jika pendidikan agama (yang meliputi Al Qur’an Hadist, Aqidah dan Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pendidikan Al Qur’an Hadist di madrasah/sekolah sebagai landasan yang integral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian Siswa , tetapi secara subtansial mata pelajaran Al Qur’an Hadist memiliki kontribusi dalam memberikan keaktifan kepada Siswa untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal adalah Madrasah Ibtidaiyah yang mempunyai orientasi untuk memberikan bekal pengetahuan, sikap dan ketrampilan kepada siswa untuk mencapai kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang optimal. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa tingkat keaktifan siswa MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal dalam pembelajaran masih kurang. Hal ini terlihat dari beberapa aspek yaitu keaktifan siswa dalam memperhatikan guru maupun teman, keaktifan siswa dalam membaca materi pelajaran, keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapatnya, keaktifan siswa dalam mendengarkan dan memperhatihan guru, keaktifan siswa dalam mencatat atau menyalin materi pelajaran, adalah memecahkan masalah atau soal. Berdasarkan proses pembelajaran sehari-hari juga ditemukan bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher centered learning) .
Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah, yang menyebabkan penguasaan konsep siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai UAS Genap siswa yang masih di bawah standar KKM sekolah yaitu 75. Berikut tabel Nilai Hasil Uas Genap Tahun 2014/2015 :


Tabel 1.1
Daftar Nilai UAS kelas IV Semester II Tahun 2014/2015
No Nama Siswa Nilai
KKM UAS
1 Abdul Aziz 75 65
2 Asti Auliya Fitriyani 75 85
3 Dian Puji Lestari 75 90
4 Endang Setyaningsih 75 85
5 Fadila Oktaviola 75 65
6 Fatimah Nurul Khayati 75 70
7 Kiki Wahyu Nur Kholis 75 70
8 Kiki Wahyu Nur Mukhlis 75 70
9 Prayoga Aji Saputra 75 65
10 Ragil Asmara 75 65
11 Shinta Ayu Maulidda 75 70
12 Siti Asiyah 75 80
13 Siti Eka Suryani 75 90
Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan keaktifan siswa supaya kualitas pembelajaran meningkat sehingga hasil pembelajaran juga ikut meningkat. Salah satu alternatif yang diajukan untuk meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran yaitu dengan implementasi Model Pembelajaran Card Sort.
Card Sort memiliki beberapa keunggulan antara lain, pendekatan belajar yang beragam, lebih mudah dalam mengakses pengetahuan, terjadi interaksi sosial, bersifat kelompok, menghemat biaya, dan memudahkan dalam pemahaman siswa.
Card Sort berpeluang menggeser paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada pengajar, menuju paradigma baru yang berpusat pada siswa. Memungkinkan berpeluang meningkatan interaksi antara siswa dengan pengajar, siswa dengan siswa, siswa/pengajar dengan konten, siswa/pengajar dengan sumber belajar lainnya, serta berpeluang terjadi konvergensi antar berbagai metode, media sumber belajar, serta lingkungan belajar lain yang relevan.
Manfaat Card Sort antara lain proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka saja, tetapi ada penambahan waktu pembelajaran dengan memanfaatkan media online, mempermudah dan mempercepat proses komunikasi antara guru dan siswa (mitra belajar), serta membantu proses percepatan pengajaran. Membantu mengaktifkan keaktifan siswa untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membentuk sikap kemandirian belajar pada siswa. Siswa tidak hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru, tetapi dapat mencari materi dalam berbagai cara, antara lain, mencari ke perpustakaan, menanyakan kepada teman kelas atau teman saat pembelajaran.
Oleh karena itu maka peneliti akan melaksanakan pembelajaran Alquran Hadist yang aktif dengan metode yang relevan . Itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di tempat peneliti mengajar dengan judul “Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Melalui Model Pembelajaran Card Sort Pada Kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Tahun Pelajaran 2015/2016 “
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah penerapan model Card Sort dapat meningkatan keaktifan belajar siswa kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati?”
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penerapan model card sort dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadist kelas V di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah :
Bagi Siswa.
Kompetensi siswa dibidang Al-Qur’an Hadist Khususnya pokok surat Al-Adiyat dan Al-Insyiraah dapat dicapai.
Menumbuhkan keaktifan belajar siswa sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik.
Membiasakan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Bagi Guru.
Adanya inovasi model pembelajaran Al-Qur’an Hadist yang menitik beratkan pada penerapan Model Card Sort.
Dapat terjalin kerja sama atau kolaborasi sesama guru.
Mekeaktifan guru-guru yang lain di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati untuk menerapkan model-model pembelajaran yang baru guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Sekolah.
Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran Card Sort yang diharapkan dapat dipakai untuk kelas yang lain.
Dapat memberikan sumbangsih dalam perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.
Melalui peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati dapat berkembang lebih baik.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN
TELAAH PUSTAKA
Pertama, penelitian dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Sangidin (073111435) dengan judul ”Efektifitas Metode Card Sort dalam Mengupayakan Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Kelas V di MI Ma‟arif 11 Pucung Kidul Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap”. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode Card Sort dapat memunculkan Ketkifan Siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadist di MI Ma‟arif 11 Pucung Kidul Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Sebelum diupayakan model Card Sort, KKM hanya 37,5 %. Setelah adanya Card Sort ada peningkatan di siklus I meningkat 75 % dan selanjutnya di siklus II meningkat lagi menjadi 93,75 %.
Skripsi di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu dari aspek mata pelajarannya yaitu Al Qur’an Hadist dan metode pembelajannya sama-sama menggunakan Metode Card Sort. Namun aspek yang diteliti memiliki perbedaan. Penulis menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist.
Kedua, penelitian dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Ngesti Sulistiyaningsih Dengan Judul ”Penerapan Strategi Card Sort dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Bagi Siswa Kelas V di MI Ma’arif Wanurejo Borobudur ”. Dalam penelitian ini ditemukan hasil yaitu:
Metode ini membantu mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah menggunakan strategi Card Sort ini hasil belajar siswa meningkat pada siklus I adalah 46 % dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 98 %.
Skripsi di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu dari aspek metode pembelajannya sama-sama menggunakan Metode Card Sort. Namun aspek yang diteliti memiliki perbedaan. Dalam skripsi ini menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui Prestasi Belajar siswa dalam pembelajaran Akidah Akhlaq. Penulis menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist.
Ketiga, Skripsi Siti Mutmainnah (107398) Dengan Judul “ Upaya Peningkatan Prestasi Belajar melalui Card Sort pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas II MI Sirojul Huda Pasuruan Kayen Pati Tahun Pelajaran 2012/2013 “. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa kegiatan pembelajaran melalui Card Sort dapat meningkatkan Keaktifan Siswa dan hasil belajar siswa dalam Pelajaran Fiqih Kelas II MI Sirojul Huda Pasuruan Kayen Pati. Sebelum diupayakan Model Card Sort, KKM hanya 37.5 %. Setelah adanya Model Card Sort ada peningkatan disiklus I meningkat 75,5 % dan selanjutnya di siklus II meningkat lagi menjadi 90 %.
Skripsi di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu dari aspek metode pembelajannya sama-sama menggunakan Metode Card Sort. Namun aspek yang diteliti memiliki perbedaan. Dalam skripsi ini menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui Prestasi Belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih. sedangkan Penulis menggunakan Metode Card Sort untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist.

DESKRIPSI TEORI

Keaktifan Belajar
Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik . Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada Siswa , sebab dengan adanya keaktifan Siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan. Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber pembelajaran yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain.
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; (5) melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal; serta (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu prosses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Harold Spears, Learning is to observe, toread, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction, Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu). Sedangkan menurut Clifford T. Morgan mengemukakan belajar dengan “Learning is any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of experience or practice”. Belajar adalah setiap perubahan relatif tetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari pengalaman dan latihan.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan Keaktifan belajar adalah (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; (5) melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal; serta (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.
Keaktifan belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan rajin dan sungguh-sungguh. Kegiatan disini sering diartikan dengan kesibukan dan kegiatan yang mengarahkan seluruh tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, aktivitas dapat dikatakan sebagai kegiatan atau kesibukan seseorang atau menggunakan tenaga, pikiran untuk mencapai tujuan tertentu kesemuanya itu untuk mencapai kemampuan yang optimal.
Ciri-ciri siswa aktif.
Semua siswa yang sedang belajar secara aktif mempunyai ciri-ciri yang dapat dengan mudah diamati. Ciri-ciri tersebut yaitu: (1) Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa; (2) Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman); (3) Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya; (4) Siswa berpikir reflektif.
Siswa yang aktif belajar selalu menemukan pengetahuan, informasi, atau keterampilan dengan mengalami langsung. Mereka dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pengamatan atau penyelidikan, membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks), mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb).
Bila siswa belajar dengan aktif, maka dengan mudah kita bisa menemukan mereka sedang berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal), menggunakan kemampuan berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan), serta berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas).
Siswa-siswa yang belajar secara aktif tampak pula mengomentari (tidak hanya meminta untuk dikomentari), menyimpulkan proses pembelajaran, mencoba memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajarannya, dan menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri.
Strategi PAIKEM Model Pembelajaran Card Sort.
Strategi PAIKEM
PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
PAIKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
PAIKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif berarti dalam proses pembelajaran Kreatif berarti Efektif berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menyenangkan berarti suasana dalam KBM. PAIKEM mempunyai empat ciri-ciri sebagai berikut:
Ciri aktif dalam PAIKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya.
Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAIKEM yang artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajarannya.Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Ciri ketiga pembelajaran PAIKEM adalah efektif . Maksudnya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAIKEM dengan maksud pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Menyenangkan berarti tidak membelenggu, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi. Dengan demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM ), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran.
Model Pembelajaran Card Sort.
1). Pengertian Model Pembelajaran Card Sort
Model Pembelajaran adalah pola yang digunakan pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arends seperti dikutip oleh Agus Suprijono, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Card sort adalah sortir kartu yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk membentuk kelompok belajar. Manfaat Card Sort antara lain proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka saja, tetapi ada penambahan waktu pembelajaran dengan memanfaatkan media online, mempermudah dan mempercepat proses komunikasi antara guru dan siswa (mitra belajar), serta membantu proses percepatan pengajaran. Membantu mengaktifkan keaktifan siswa untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membentuk sikap kemandirian belajar pada siswa. Siswa tidak hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru, tetapi dapat mencari materi dalam berbagai cara, antara lain, mencari ke perpustakaan, menanyakan kepada teman kelas atau teman saat pembelajaran.
Dari uraian di atas maka Model Pembelajaran Card Sort (Mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.
2). Langkah-langkah Model Card Sort.
Card Sort (menyortir kartu) langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:
Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai Kompetensi Dasar (KD) / Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa, kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian)
Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.
Membagikan kartu kepada siswa, masing-masing mendapat satu kartu.
Memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan tulis secara urut.
Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
Menyuruh salah satu penganggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya.
Memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.
Melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
3). Kelebihan dan Kelemahan Model Card Sort.
a). Kelebihan.
Card Sort memiliki beberapa keunggulan antara lain: pendekatan belajar yang beragam, lebih mudah dalam mengakses pengetahuan, terjadi interaksi sosial, bersifat kelompok, menghemat biaya, dan memudahkan dalam pemahaman siswa.
b). Kekurangan.
Adapun kekurangan Model Card Sort adalah : Membutuhkan persiapan yang lama dan media yang berupa kartu-kartu sebelum kegiatan berlangsung, apabila guru kurang bisa mengendalikan kelas maka suasana kelas akan menjadi gaduh.
Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist
Al Qur’an adalah kitab Umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia. Sedangkan hadits menurut Jumhurul Muhadditsin ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan yang sebagainya.
Tujuan mata pelajaran Al Qur’an Hadist adalah :
Memberikan kemampuan dasar kepada siswa dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al Qur’an Hadist.
Memberikan pengertian, pemahaman, pengahayatan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an Hadist melalui keteladanan.
Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al Qur’an Hadist.

Prosedur Pembelajaran Al Qur,an Hadist Dengan Model Pembelajaran Card Sort.
Guru membacakan Surat Al Adiyat secara baik dan benar.
Guru menjelaskan isi kandungan Surat Al Adiyat.
Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai Kompetensi Dasar (KD) / Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa, kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian)
Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.
Guru Membagikan kartu kepada siswa, masing-masing mendapat satu kartu.
Guru Memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, Guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan tulis secara urut.
Siswa Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
Guru Menyuruh salah satu penganggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya.
Guru Memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.
Peningkata Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Al Qur’an Hadist Dengan Model Pembelajaran Card Sort.
Pembelajaran Al Qur’an dan Hadits hingga saat ini, secara umum siswa kurang aktif dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan keaktifan belajar pada pelajaran tersebut. Salah satu upaya yang ditempuh bagi guru dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa adalah dengan selalu memberi motivasi. Disamping itu, dalam proses belajar mengajar perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat dan efektif serta mulai meninggalkan pola mengajar yang selalu monoton agar siswa aktif dan merasa senang dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab keaktifan ini siswa akan menjadi pengalaman yang tertanam dalam hidupnya.
Sebagaimana terjadi pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal, tingkat kemampuan memahami Al Qur’an dan Hadits dapat dikatakan masih rendah dan seringkali siswa tidak tuntas hasil belajarnya. Kondisi tersebut bukan semata-mata karena daya serap siswa yang rendah, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa jadi karena metode pembelajaran kurang relevan, model pembelajaran kurang menarik atau karena faktor kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran yang masih kurang. Namun dari beberapa faktor tersebut, berdasarkan proses pembelajaran sehari-hari yang peneliti lakukan terdapat kecenderungan yang mengarah pada faktor model pembelajaran yang harus diperbaiki.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar adalah model pembelajaran Card Sort. Model pembelajaran ini berusaha untuk menambah energi dan menambah gairah dalam belajar. Menurut Silbermen, model pembelajaran Card Sort merupakan strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif serta menjadikan belajar tidak terlupakan.
Sebagaimana dalam proses pembelajaran AL Qur’an Hadist, ditemukan bahwa keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits materi memahami tentang arti surat pendek dan hadits masih kurang memuaskan, sehingga perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
HIPOTESIS TINDAKAN
Penerapan Model Pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau PTK, Dengan melaksanakan tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif (model pembelajaran efektif). Selain itu sebagai penelitian tahapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya melaksanakan pembelajaran di kelas, tidak perlu meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK (cara mengidentifiaksi dan merumuskan masalah klik di sini), guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan Pendekatan Kuantitatif. metode kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian, metode kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan dalam proses pengumpulan data, penentuan sumber informan, dan lain sebagainya; dan apat digunakan untuk secara bergantian untuk mengecek atau memperkuat validitas data. Misalnya sudah terkumpul data melalui kuesioner (kuantitatif), maka untuk memperkuatnya dilengkapi dengan observasi atau wawancara (kualitatif) kepada responden yang menjawab kuesioner tersebut.
Waktu Dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada semester pertama yaitu bulan Agustus Tahun Pelajaran 2015/2016 di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Pati .
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Keterangan

1 Proposal Skripsi Maret – Juni 2015
2 Pelaksanann siklus I 2 Agustus 2015
3 Pelaksanaan Siklus II 9 Agustus 2015
4 Penyelesaian 16 Agustus 2015
Tabel 3.1
Keterangan :
Proposal Skripsi dari Tanggal 1 Maret – 30 Juni 2015
Pelaksanaan Siklus I Tanggal 2 Agustus 2015
Pelaksanaan Siklus II Tanggal 9 Agustus 2015
Penyelesaian Tanggal 16 Agustus 2015
Pelaksanaan Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan Agustus pada awal tahun ajaran baru 2015/2016, dikarenakan pada bulan juli pembelajaran kurang efektif karena banyak terpotong oleh libur akhir puasa dan hari raya.


Subyek Penelitian Dan Kolaborator
Adapun subyek penelitian ini adalah kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal dengan jumlah siswa 13 yang terdiri dari 5 siswa putra dan 8 siswa putri.
Dalam hal ini yang bertindak sebagai kolaborator adalah teman guru sendiri yaitu Noor Faizah,S.Pd.I, sebagai guru kelas satu dan Wakil Kepala Madrasah urusan Kurikulum, karena beliau sudah berpengalaman diharapkan dapat memberikan masukan-masukan demi tercapainya perbaikan pembelajaran selama penelitian dilaksanakan.
Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist dengan materi pokok surat Al-Adiyah dan Al-Insyiraah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I untuk materi surat Al-Adiyat dan siklus II untuk materi surat Al-Insyiraah.

SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS I
SIKLUS II


Gambar 3.1
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilakukan meliputi:
Siklus I
Perencanaan
Pada tahap ini meliputi:
Mengidentifikasi masalah yang dialami oleh siswa yang meliputi nilai dan tingkah laku.
Merencanakan pembelajan Al-Qur’an Hadist materi pokok surat Al-Adiyat dan surat Al-Insyiraah melalui model Card Sort yang terdiri atas menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran.
Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes essai.
Menyiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajran dengan model Card Sort pada materi pokok surat Al-Adiyat adalah sebagaimana terlampir dalam RPP.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan, yaitu memantau jalannya proses pembelajaran model Card Sort dan mengamati dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang belum sesuai dengan harapan penelitian.
Refleksi
Pada tahap ini yang perlu direfleksi adalah:
Menganalisis perencanaan, proses dan hasil proses pembelajaran model Card Sort yang telah dijalankan.
Mengkaji mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu dperbaikai pada siklus berikutnya.
Membuat simpulan sementara pada pelaksanaan Siklus I.
Siklus II
Untuk pelaksanaan siklus II secara teknis sama seperti pelaksanaan siklus I. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus II dan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Langkah-langkah siklus II sebagai berikut:
Perencanaan.
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus I.
Pelaksanaan.
Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sesuai dengan revisi berdasarkan evaluasi pada siklus I, mengenai langkah-langkah pembelajarannya seperti pada siklus I. Dalam siklus II dengan materi surat Al-Insyiraah.
Pengamatan
Guru melakukan pengamatan yang sama pada siklus I.
Refleksi
Pada tahap ini guru mendiskusikan dengan kolaboratornya mengenai hasil pengamatan untuk mendapatkan kesimpulan.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Observasi bebagai metode pengumpulan data dan sebagai pengamatan dalam proses pembelajaran dan keaktifan belajar siswa. Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Pada observasi proses pembelajaran, aspek yang diamati adalah : kesesuaian antara skenario dengan pelaksanaan preoses pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran. Sedangkan observasi pada keaktifan belajar siswa, aspek yang diamati adalah: mengungkapkan pendapat, kerjasama, bertanya, menjawab, memperhatikan dan mencatat.
Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif untuk mengetahui proses pembelajran dan peningkatan keaktifan belajar siswa yang dilihat dari hasil observasi. Sedangkan analisis data kuantitatif untuk mengetahui prosentase proses pembelajaran dan kategori keaktifan belajar siswa serta prosentase siswa aktif. Skripsi ini hanya menggunakan intrumen observasi untuk membantu mengungkap data sebagai upaya memperoleh data. Adapun aspek yang dianalisis adalah :
Proses Pembelajaran.
Metode analisis data dalam proses pembelajaran menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif, adapun analisis data kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Catatan lapangan dari pengamatan.
Reduksi data. Memperoleh data dari lapangan, merangkum dan memilih hal-hal yang pokok dan yang penting.
Penyajian data. Setelah mereduksi data peneliti menyajikan data dengan menggunakan tabel, diagram, grafik dan sebagainya.
Setelah data disajikan peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi data.
Sedangkan analisis data kuantitatif untuk mengetahui prosentase hasil proses pembelajaran, adapun skor maxsimal adalah 9 (sembilan) dan skor minimal adalah 0 (nol) dari sembilan kegiatan Proses Pembelajaran dalam RPP yang diamati, dan rumus yang digunakan untuk mencari prosentase hasil proses pembelajaran adalah :
P = Skor yang diperoleh x 100%
Skor maxsimal



Keaktifan Belajar Siswa.
Untuk mengamati Keaktifan belajar siswa peneliti menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. adapun analisis data kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Catatan lapangan dari pengamatan.
Reduksi data. Memperoleh data dari lapangan, merangkum dan memilih hal-hal yang pokok dan yang penting.
Penyajian data. Setelah mereduksi data peneliti menyajikan data dengan menggunakan tabel, diagram, grafik dan sebagainya.
Setelah data disajikan peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi data.
Sedangkan analisis data kuantitatif untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dan prosentase siswa aktif dari hasil pengamatan keaktifan belajar siswa, adalah :

P = n x 100%
N

Keterangan : P = Prosentase siswa aktif
n = Jumlah siswa aktif
N = Jumlah siswa

Kriteria Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria berikut :
70 % Keaktifan Belajar Siswa masuk dalam kategori aktif.
Adanya peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dari siklus ke siklus.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data Umum MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal
Sejarah Berdiri
MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal merupakan lembaga pendidikan umum yang didirikan oleh tokoh-tokoh agama Islam Desa Gunungwungkal, pada tahun 2009 yang telah mendapat persetujuan pendirian dari bidang pendidikan dasar Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan nomor Surat Persetujuan: 3574/G4/KL/2009, tertanggal 22 Oktober 2009. Disamping itu juga mendapat persetujuan pendirian dari Kepala Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Tengah dengan nomor piagam: Kd.11.18/4/PP.03/1743/2012, tertanggal 16 Juli 2012.
Adapun sejarah berdirinya MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal dilatarbelakangi oleh minimnya Madrasah tingkat dasar di Desa Gunungwungkal. Sungat, H. Muhammad Faisal, H. Mudzakkir (Almahrum) yang merupakan tokoh agama di Desa Gunungwungkal berinisiatif untuk menciptakan kader islam sejak usia dini dengan tujuan agar mempunyai akhlaqul karimah dan pendidikan agama yang kuat.
Dari latarbelakang inilah MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal didirikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatus Shibyan yang mempunyai keunggulan penerapan kurikulum agama dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati dan Kementrian Agama Kabupaten Pati yang merupakan sekolah dasar yang bercirikan Islam.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal berdiri di bawah Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatus Shibyan pada tahun 2009 oleh Sungat, H. Muhammad Faisal, H. Mudzakkir yang ingin mendidik anak-anak muslim menjadi pribadi yang berakhlak mulia (akhlaqul karimah) dan berjiwa muslim yang kuat.
Letak Geografis
MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal berlokasi di tepi jalan raya yang menghubungkan antara kota Gunungwungkal dengan kota Tayu, tepatnya di desa Gunungwungkal Km. 01 dari pusat kota Kecamatan Gunungwungkal. Gedung MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal didirikan di atas tanah seluas 2.000 m^2 milik Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatus Shibyan. Bangunan tersebut melajur dari Timur ke Barat dan Utara ke Selatan menghadap ke Selatan dan Barat dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah utara ; berbatasan dengan Sungai Bedol
Sebelah timur ; berbatasan dengan BMT Syarif Hidayatullah
Sebelah selatan ; berbatasan dengan Jalan Raya Gunungwungkal-Tayu.
Sebelah barat ; berbatasan dengan BMT Syarif Hidayatullah.
Selain itu, lokasi MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal tampak bersih, indah dan sejuk. Kebersihan dan keindahan bagi sekolahan ini merupakan hal yang sangat penting dan harus dijaga. Adanya kebersihan dan keindahan sekolah ini akan menciptakan suasana tampak kondusif. MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal berada dekat dengan jalan raya Gunungwungkal ke Tayu, dekat dengan Polsek Kecamatan Gunungwungkal, Puskesmas kecamatan Gunungwungkal, Pasar Gunungwungkal, Kantor Kecamatan Gunungwungkal.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa lokasi MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal sangatlah strategis sehingga mudah dijangkau oleh siswa terutama transportasi umum yang melewati depan MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal .
Visi dan Misi
Dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal selalu bertujuan untuk mewujudkan pada visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan, yaitu:
Visi
Visi MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal adalah "Beriman bertaqwa dan berbudi pekerti menuju manusia yang cerdas, terampil dan berbudaya"
Misi
Untuk mencapai visi sekolah secara ideal maka MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal melaksanakan misi sekolah sebagai berikut:
Menciptakan terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan optimal untuk menuju hasil yang maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Menerapkan managemen partisipatif dan menumbuh kembangkan kebersamaan.
Meningkatkan disiplin warga sekolah.
Dengan demikian, untuk mewujudkan visi MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal adalah melaksanakan pembelajaran yang aktif, efektif dan optimal dan menumbuhkan kebersamaan serta kedisiplinan bagi seluruh warga sekolah baik guru maupun siswa.
Struktur Organisasi Sekolah
Agar kegiatan pembelajaran di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal berjalan dengan baik, maka dibentuklah struktur organisasi sekolah sebagaimana berikut:
Kepala Sekolah : Roihan, S.Pd.I
Waka Kurikulum : Noor Faizah, S.Pd.I
Waka Kesiswaan : Ali Arifin, S.Pd.I
Bendahara : Sutami, S.Pd.I
Tata Usaha : Ika Setyaningsih, S.Pd.Si
Ngatwi
Wali Kelas I : NoorFaizah, S.Pd.I
Wali Kelas II : NurAzizah, S.Pd.I
Wali Kelas III : Sutami, S.Pd.I
Wali Kelas IV : EkaMariyana, S.Pd
Wali Kelas V : Ali Arifin, S.Pd.I
Wali Kelas VI : Ika Setyaningsih, S.Pd.Si
Penjaga/Kebersihan : Ngatwi.
Berdasarkan struktur organisasi sekolah di atas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal , Kepala Sekolah dibantu oleh wakil kepala urusan kurikulum, wakil kepala urusan kesiswaan, bendahara, tenaga administrasi, semua wali kelas dan penjaga/kebersihan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Keadaan Guru
Kegiatan pendidikan di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal tahun pelajaran 2015/2016 dilaksanakan oleh 9 orang pendidik. Data lengkap pendidik tersebut adalah sebagaimana tertuang dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Data Guru (Pendidik)
MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Tahun Pelajaran 2015/2016

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir
1 Roihan, S.Pd.I Kepala Sekolah S.1
2 Ali Arifin, S.Pd.I Guru, Wk Ur Kesiswaan, Wali Kelas V S.1
3 Ngatwi Guru, Tata Usaha SMA
4 Sutami, S.Pd.I Guru, Bendahara, Wali Kelas III S.1
5 Nur Azizah, S.Pd.I Guru, Wali Kelas II S.1
6 Noor Faizah, S.Pd.I Guru, Wk Ur Kurikulum, Wali Kelas I S.1
7 Ika Setyaningsih, S.Pd.Si Guru, Wali Kelas VI S.1
8 Eka Mariyana, S.Pd Guru, Wali Kelas IV S.1
9 Sutini, S.Pd Guru, S.1

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tenaga pendidik di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal pada Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 9 guru, yang terdiri dari 1 kepala sekolah dan 8 guru. Berdasarkan dari kualifikasi pendidikan, 8 guru yang memiliki Sarjana (S.1) dan sebanyak 1 guru yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.
Dengan demikian, lebih dari 70% guru di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal tahun pelajaran 2015/2016 sudah memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan standar kualifikasi pendidik yang diamanatkan oleh Undang-Undang RI tentang Guru dan Dosen, yaitu memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui Pendidikan Tinggi Progam Sarjana (S.1). Namun, kualifikasi pendidikan yang dimiliki guru di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal tahun pelajaran 2015/2016 belum sepenuhnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru tersebut, terlihat dari data guru di atas masih ada 1 guru yang belum memiliki pendidikan (Sarjana S.1). Tetapi, 1 guru lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang saat ini sedang menempuh perkuliahan di jenjang pendidikan S.1.
Selain guru, MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal tahun pelajaran 2015/2016 dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan juga mengangkat seorang tenaga kependidikan yaitu tenaga administrasi/Tata Usaha (TU). Keberadaan tata usaha bagi suatu pendidikan sangat penting karena di tangan beliau semua kegiatan administrasi sekolah dapat terlaksana. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Keadaan Siswa
Keadaan siswa di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal pada Tahun Pelajaran 2015/2016 seluruhnya berjumlah 82 siswa yang terdiri dari kelas 1 sebanyak 13 siswa, kelas II sebanyak 16 siswa, kelas III sebanyak 13 siswa, Kelas IV sebanyak 18 siswa, Kelas V sebanyak 13 siswa dan Kelas VI sebanyak 10 siswa. Data ini dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4.1
Grafik Siswa MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal
Tahun Pelajaran 2015/2016


Berasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal pada Tahun Pelajaran 2015/2016 yang masing-masing kelas memiliki jumlah siswa yang berbeda.
Kurikulum
MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal sejak beridiri hingga kini selalu mengikuti perkembangan kuriklulum yang berlaku secara nasional, namun tetap memasukkan beberapa mata pelajaran agama seperti Al Qur’an Hadist , Bahasa Arab, Fiqh, SKI, Akidah Akhlaq dan Baca Tulis Alquran (BTA).
Pada tahun pelajaran 2015/2016, MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal mengikuti penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berikut ini struktur kurikulum MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Tahun Pelajaran 2015/2016:
Tabel 4.2
Struktur Kurikulum KTSP
MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal
Tahun Pelajaran 2015/2016

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II III IV V VI
Mata Pelajaran Kurikulum
Pendidikan Agama Islam
Al Qur’an Hadist 2 2 2 2 2 2
Akidah Akhlaq 2 2 2 2 2 2
Fiqih 2 2 2 2 2 2
SKI 2 2 2 2
Bahasa Arab 2 2 2 2
Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
Bahasa Indonesia 4 4 4 5 5 5
Matematika 4 4 4 5 5 5
Ilmu Pengetahuan Alam 3 3 3 4 4 4
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 3 3 3
Seni Budaya dan Ketrampilan 3 3 3 4 4 4
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Mata Pelajaran Muatan Lokal
Bahasa Inggris 2 2 2
Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
Baca Tulis Al Qur’an 2 2 2 2 2 2
JUMLAH 35 33 33 43 43 43

Berasarkan struktur di atas, dapat dilihat bahwa kurikulum di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal tahun pelajaran 2015/2016 menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Disamping diterapkan mata pelajaran umum juga diterapkan mata pelajaran muatan lokal dan mata pelajaran agama, seperti Bahasa Jawa, Seni Budaya, Pengembangan Diri, BTA (Baca Tulis Alquran), dan Bahsa Arab. Inilah yang menjadikan MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal sebagai sekolah dasar yang bercirikan Islam.
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan di Sekolah adalah tercukupinya sarana dan prasarana yang memadai dan layak, dengan harapan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan yang telah direncanakan.
Dalam menunjang terlaksana dan suksesnya kegiatan belajar mengajar di MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal , maka dilengkapi dengan sarana prasarana pendidikan, yang terdiri dari ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang UKS, meja kursi, almari, komputer, printer dan buku-buku referensi.
Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran sebagian besar dalam keadaan baik, namun ada sebagian yang keadaannya masih perlu untuk diperbaiki. Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, media pembelajaran yang telah dimiliki sekolah yang keberadaannya sangat menunjang kegiatan pembelajaran adalah tersedianya buku-buku referensi bagi siswa dan guru yang jumlahnya cukup memadai.
Hasil Penelitian
Pra Siklus
Sebelum peneliti melakukan tindakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan kegiatan awal (pra siklus). Data kegiatan pra siklus ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan keaktifan belajar siswa dan proses pembelajaran Kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal semester I pada materi surat Al Adiyat. Dari data pengamatan tersebut, sebagian siswa masih belum mencapai kategori aktif . Dari 13 siswa, baru 8 siswa atau 61,54% yang mencapai kategori aktif. Sedangkan 5 siswa atau 38,46% siswa belum mencapai kategori aktif atau masih dalam kategori cukup aktif.
Peneliti berusaha untuk menganalisis penyebab dari masih rendahnya keaktifan belajar siswa . Penulis menemukan bahwa metode pembelajaran Al Qur’an Hadist yang diterapkan guru masih menggunakan cara-cara lama (tradisional) seperti metode ceramah. Cara-cara seperti ini diakui atau tidak dapat membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati siswa terhadap guru Al Qur’an Hadist, tidak tertarik dengan materi-materi pelajaran yang diajarkan dan lama kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sehingga hasil belajar siswa pun menjadi rendah.
Selain itu, guru dalam mengajarkan materi Al Qur’an Hadist juga kurang memanfaatkan media pembelajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik. Tanpa menggunakan media dalam pembelajaran akan dapat menyebabkan motivasi, perhatian, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa menjadi relatif rendah.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu dicari solusi pemecahan alternatif. Solusi yang bisa ditawarkan adalah menerapkan metode pembelajaran yang tepat yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai serta yang mampu menumbuhkan perhatian dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Al Qur’an Hadist tersebut. Salah satunya adalah melalui penerapan model pembelajaran Card Sort.
Sebagai salah satu pembelajaran Al Qur’an Hadist, penerapan Card Sort akan mampu menumbuhkan aktifitas mandiri siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar Al Qur’an Hadist. Metode ini akan mampu menghasilkan suasana yang aktif dan membiasakan belajar aktif dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist. Selain itu, kelebihan yang dimiliki dari penerapan model pembelajaran Card Sort adalah akan memacu keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist. Hal ini akan berdampak pada peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist .
Siklus I
Perencanaan
Berdasarkan gambaran umum tentang kondisi awal (pra siklus) siswa dapat disimpulkan adanya masalah pokok dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist di kelas yang diteliti, yaitu aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah. Hal ini akhirnya menyebabkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadist menjadi rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis membuat suatu rencana tindakan penelitian untuk siklus I dengan menyusun skenario pembelajaran. Dalam skenario ini mulai dicoba penerapan model pembelajaran Card Sort dalam menyampaikan materi pembelajaran Al Qur’an Hadist pada materi Surat Al Adiyat.
Pada tahap perencanaan ini, berdasarkan hasil penelitian pra siklus, penulis menyusun perangkat pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta lembar observasi keaktifan siswa.
Skenario pembelajaran secara terinci tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam lampiran.
Tindakan
Berdasarkan dari perencanaan tindakan pada yang telah dibuat maka pelaksanaan pembelajaran siap dilaksanakan dengan mengacu pada RPP yang telah dibuat. Tahap tindakan siklus I ini, penulis melaksanakan pada hari ahad tanggal 2 Agustus 2015, yaitu pada pertemuan pertama, dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit). Tindakan ini penulis laksanakan setelah penulis menyusun tahap perencanaan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang disusun dalam RPP, yaitu menggunakan Model pembelajaran Card Sort .
Tahap ini meliputi: melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi belajar dan mengarahkan siswa untuk mengikuti materi pelajaran surat Al Adiyat pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran serta meminta siswa menyiapkan buku Al Qur’an Hadist . Berikut ini gambaran pelaksanaan kegiatan pendahuluan;
Pada hari ahad tanggal 2 Agustus 2015, pelaksanaan tindakan siklus I dimulai. Pada awal pertemuan sebelum pembelajaran dimulai, guru memberi salam dan siswa menjawabnya, guru : Assalamualaikum Wr. Wb, siswa menjawab : Wa’alaikummussalam Wr Wb. guru dan siswa berdo’a bersama dengan membaca surat Alfatihah bersama-sama dipimpin oleh guru. Guru : sebelum kita memulai pelajaran hari ini mari kita mulai dengan membaca Al-Fatihah bersama-sama, Setelah berdo’a, guru mengatur ruangan kelas (tempat duduk siswa) dan Guru mengabsen siswa. Guru menyapa siswa dengan kalimat sapaan seperti; bagaimana kabar kalian?, siswa menjawab : Alhamdulillah luar biasa tambah semangat Allahu akbar. Kemudian guru memberi penjelasan terkait dengan pentingnya belajar Al Qur’an Hadist , guru menyatakan bahwa belajar Al Qur’an Hadist bukan saja dengan teori akan tetapi perlu dipraktekkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan ini diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar (Motivasi) dan siswa agar mengerti pentingnya belajar Al Qur’an Hadist. Selanjutnya guru mengemukakan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist, siswa dapat menghafalkan surat Al Adiyat secara benar dan fasih dan siswa dapat membaca surat Al Adiyat secara benar dan fasih.
Pada kegiatan awal ini, guru mulai menyesuaikan kondisi kelas, kondisi kelas lebih hidup dibanding dengan pembelajaran sebelumnya, karena pada pertemuan ini guru menerapkan model pembelajaran baru yaitu model pembelajaran Card Sort, sebelumnya guru selalu menekankan siswa hanya menghafal dan membaca ayat dan surat Al Qur’an Hadist sehingga membuat siswa ramai dan menimbulkan rasa jenuh. Kondisi tempat duduk siswa juga terlihat belum rapi sehingga membuat tidak nyaman dalam menerima pelajaran. Penataan tempat duduk siswa ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat guru dan papan tulis dengan jelas. Selain itu guru membiasakan menyapa siswa dengan kalimat sapaan selamat pagi dan menanyakan keadaan siswa, membiasakan siswa mengucapkan kalimat sapaan tersebut membuat siswa memiliki motivasi untuk bisa dan mampu mempelajari Al Qur’an Hadist, karena kalimat sapaan tersebut sebenarnya mempunyai arti penting dalam belajar Al Qur’an Hadist untuk memahami isi kandungan surat Al Qur’an Hadist .
Pada kegiatan apersepsi guru mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan siswa untuk mengikuti materi pelajaran Al Qur’an Hadist tentang isi kandungan surat Al Adiyat. Guru: Apa arti Al Adiyat ? Siswa Menjawab: Al Adiyat artinya kuda perang. Namun hanya 5 siswa yang menjawab dan masih banyak siswa yang belum paham apa yang disampaikan oleh guru, siswa masih banyak yang belum memperhatikan sepenuhnya penjelasan guru karena banyak yang melakukan kegiatan sendiri. Lalu guru memberi penghargaan kepada siswa yang menjawab dengan menyuruh teman-temanya untuk bertepuk tangan dan guru memotivasi siswa yang belum bisa penjawab pertanyaan agar selalu giat belejar.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu setelah pembelajaran ini siswa diharapkan dapat menghafal surat Al Adiyat dengan benar dan fasih, siswa dapat membaca surat Al Adiyat dengan benar dan fasih dan siswa dapat mengerti dan memahami isi kandungan surat Al Adiyat, Siswa pun mulai mengkondisikan tempat duduknya kembali dan memperhatikan apa yang disampaikan guru.
Kegiatan selanjutnya adalah guru melakukan kegiatan inti yaitu Guru menjelaskan isi kandungan Surat Al Adiyat, yaitu dalam surat ini dijelaskan bahwa manusia sangat kuat cintanya kepada harta dan dunia sehingga ia menjadi bakhil dan ingkar dengan Allah, setelah guru menerangkan isi kandungan surat Al Adiyat, Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai Kompetensi Dasar (KD)/ Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa, kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian), Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur, lalu Guru Membagikan kartu kepada siswa, masing-masing mendapat satu kartu. Guru Memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, Guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan terbentuklah 3 kelompok, dengan pembahasan sebagai berikut : kelompok satu berdiskusi tentang hafalan surat Al Adiyat, kelompok kedua tentang bacaan surat Al Adiyat dan tajwidnya, kelompok ketiga tentang isi kandungan surat Al Adiyat, setelah terbentuk kelompok siswa mulai berdiskusi dengan pantauan guru, setelah berdiskusi masing-masing kelompok menempelkan hasil diskusinya dipapan tulis secara urut.
Siswa Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasil diskusinya dipapan tulis, guru menyuruh salah satu penganggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya. Dalam kegiatan ini ada siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh siswa kepada kelompok yang menjelaskan hasil diskusinya adalah : وَاِنَّهُ adalah bacaan apa ?, lalu salah satu dari siswa kelompok menjawab : وَاِنَّهُ adalah bacaan Ghunnah Musyaddadah, pertanyaan : apa arti orang yang ingkar dengan Allah? salah satu dari siswa kelompok menjawab : orang yang ingkar kepada Allah adalah orang yang lalai dan lupa atas kewajibanya kepada Allah. Guru Memberikan apresiasi kepada siswa yang bertanya dan menjawab serta setiap hasil kerja siswa dalam kelompok. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami siswa.dan ada beberapa siswa yang pertanya tentang materi yang belum dipahami, siswa bertanya : bagaimana keadaan manusia jika dibangkitkan dari kubur ?, guru menjawab : mereka bangkit dengan sesuai amal mereka ketika di dunia, ada yang baik dan buruk rupa. Kemudian, guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dan bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan, bahwa manusia hidup bukan hanya untuk duniawi saja bahwa kehidupan akhiratlah yang kekal, agar kita tidak ingkar atas nikmat Allah, dan senantiasa melaksanakan kewajiban terhadap Allah. Berikut ini gambaran kegiatan inti pada siklus I.
“Sebelum guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa, siswa diberi kesempatan untuk bertanya bagian materi yang belum dipahami. Guru: “Siapa yang mau bertanya? Silahkan! Nah, kalau tidak ada yang bertanya, saya anggap sudah faham semua ya!”. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan dan pemahaman siswa tentang materi, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa. Pertanyaan guru : apa arti kata Al Adiyat ? siswa menjawab : kuda perang . guru bertanya : apa pokok isi kandungan surat Al Adiyat ?, siswa menjawab : orang yang ingkar kepada Allah atas nikmatnya. Ketika kegiatan ini berlangsung guru meminta siswa lainnya mendengarkan dan memperhatikan dengan baik, dan guru memberikan sedikit ketegasan pada siswa bagi siapa yang tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan baik akan diminta maju dan menjawab pertanyaan.”
Setelah semua kegiatan selesai, guru melaksanakan kegiatan evaluasi dengan memberikan pertanyaan berupa tes lisan kepada siswa satu persatu yaitu menghafalkan surat Al Adiyat dan selanjutnya guru mengadakan penilian. Kemudian, guru bersama siswa melakukan kegiatan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam kompetensi ini, apakah memberikan manfaat atau tidak, lalu guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi. Setelah itu, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa agar semangat dalam belajar dan kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama dan dilanjutkan salam penutup.
Sebelum pertemuan berakhir guru memberi motivasi belajar kepada siswa. Guru: “bahwasanya belajar Al Qur’an Hadist harus dengan cara membaca dan dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari, agar apa yang yang sudah dipelajari tidak mudah lupa dan selalu membekas dalam ingatan dan jadilah orang yang selalu bersyukur atas semua nikmat Allah.” Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan الحمد لله رب العالمين kemudian mengucapkan salam.
Pengamatan/Observasi
Pada tahap pengamatan dalam siklus I ini, guru melakukan pengamatan dengan mengamati proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil observasi tersebut sebagai berikut:
Proses Pembelajaran siklus I
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini siswa masih kesulitan dan belum siap secara penuh untuk mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Card Sort. Belum siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut, dikarenakan siswa baru pertama kali menerima pembelajaran Al Qur’an Hadist dengan menggunakan Model pembelajaran Card Sort . Adapun kondisi kelas lebih hidup dibanding dengan pembelajaran sebelumnya, karena pada pertemuan sebelumnya guru selalu menekankan siswa hanya menghafal, hanya menggunakan metode ceramah bukan dengan cara mempraktekkan Al Qur’an Hadist , sehingga membuat siswa ramai dan menimbulkan rasa jenuh.
Dalam proses pembelajaran ini guru melakukan pengamatan proses pembelajaran yang meliputi; Guru membacakan Surat Al Adiyat secara baik dan benar. Guru menjelaskan isi kandungan Surat Al Adiyat. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai Kompetensi Dasar (KD)/ Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa, kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian), Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur. Guru Membagikan kartu kepada siswa, masing-masing mendapat satu kartu. Guru Memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, Guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan tulis secara urut. Siswa Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya. Guru Menyuruh salah satu penganggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya. Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.
Dari dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh aspek yang diamatidalam proses pembelajaran 100% dilaksanakan oleh guru, akan tetapi ada beberapa kendala dalam proses pembelajaran pada siklus I, yaitu pertama siswa dalam menerangkan hasil diskusi, penjelasan siswa kurang jelas dan kurang tepat dengan materi, yang kedua ketika siswa diberi waktu untuk bertanya pada materi yang belum dipahami, hanya beberapa siswa yang bertanya.
Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
Selain proses pembelajaran guru juga melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa yang meliputi; mengungkapkan pendapat, kerjasama, bertanya, menjawab, memperhatikan dan mencatat.
Berikut tabel hasil pengamatan keaktifan siswa :
Tabel 4.3
Hasil pengamatan keaktifan belajar siswa
Kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal siklus I

No Nama Siswa Aspek Skor Keterangan
A B C D E F
1 Abdul Aziz X X X X 4 Cukup
2 Asti Auliya Fitriyani X X X X X 5 Aktif
3 Dian Puji Lestari X X X X X X 6 Aktif
4 Endang Setyaningsih X X X X X 5 Aktif
5 Fadila Oktaviola X X X X X 5 Aktif
6 Fatimah Nurul Khayati X X X X X 5 Aktif
7 Kiki Wahyu Nur Kholis X X X X X 5 Aktif
8 Kiki Wahyu Nur Mukhlis X X X X X 5 Aktif
9 Prayoga Aji Saputra X X X X X 5 Aktif
10 Ragil Asmara X X X X 4 Cukup
11 Shinta Ayu Maulidda X X X X X 5 Aktif
12 Siti Asiyah X X X X X 5 Aktif
13 Siti Eka Suryani X X X X X X 6 Aktif

Tabel 4.4
Kategori hasil pengamatan keaktifan belajar siswa siklus I
No Uraian Jumlah Siswa Prosentase
1 Siswa Aktif 11 84,61%
2 Siswa Cukup Aktif 2 15,39%
3 Siswa Kurang Aktif 0 0%


Dari hasil pengamatan keaktifan siswa dapat diperoleh data sebagai berikut : 11 siswa (84,61%) berkategori aktif, 2 siswa (15,39%) berkategori cukup aktif dan 0 siswa (0%) berkategori kurang aktif.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa termasuk dalam kategori baik dalam siklus I ini.
Refleksi
Berdasarkan dari hasil observasi pada tahap tindakan pada siklus I mengenai proses pembelajaran dalam pembelajaran diketahui bahwa proses pembelajaran 100% dalam kategori baik, akan tetapi masih ada dua kegiatan yang masih kurang baik, yaitu pertama siswa menerangkan hasil diskusi, penjelasan siswa kurang jelas, dan yang kedua ketika siswa diberi waktu untuk bertanya pada materi yang belum dipahami, akan tetapi , hanya beberapa siswa yang bertanya.
Kemudian untuk keaktifan belajar siswa, pada siklus I ini mencapai (84,61%) berkategori aktif. Hal ini berarti keaktifan belajar siswa sudah ada kenaikan bila dibanding dengan pra siklus, dan sudah mencapai indikator yang penulis tetapkan, yaitu minimal 70% siswa dalam kategori aktif.
Pada refleksi siklus I ini, kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan relatif baik, siswa sudah bisa menguasai materi pembelajaran dan kondisi siswa lebih kondusif, hanya saja kondisi ruangan kelas belum rapi ketika guru memasuki kelas. Selain itu, terjadi kegaduhan ketika diadakan penataan tempat duduk dan masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.
Hasil refleksi siklus I ini dapat disimpulkan bahwa penelitian sudah berhasil berdasarkan indikator yang penulis tetapkan, akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran, dan untuk memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran maka guru merasa tetap perlu melakukan pembelajaran ke siklus II.
Siklus II
Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I, maka penulis melaksanakan tindakan selanjutnya, yaitu perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tahap awal yang penulis lakukan adalah membuat perencanaan tindakan.
Perencanaan yang penulis laksanakan adalah meninjau kembali rancangan pembelajaran RPP yang disiapkan dan memperbaharuinya berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I. Pembaharuan ini penulis fokuskan pada hal-hal apa saja yang dirasakan kurang maksimal di siklus I dan perlu adanya pembaharuan, terutama yang menyangkut skenario pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran Card Sort yang lebih sesuai dengan kondisi siswa, sehingga pembelajaran menyenangkan, lebih meningkatkan keaktifan siswa.
Selain itu, pada perencanaan ini penulis juga menyusun kembali instrumen observasi untuk pengamatan proses pembelajaran pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan instrumen keaktifan belajar siswa.
Tindakan
Tahap tindakan siklus II ini, penulis laksanakan pada tanggal 9 Agustus 2015. Kemudian penulis melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran Al Qur’an Hadist pada Kelas V dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran ini, penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran dalam RPP yang telah penulis perbaiki sesuai hasil refleksi pada siklus I.
Tahap ini meliputi: tahap awal, tahap inti dan tahap akhir, tahap awal meliputi apersepsi, motivasi dan pembukaan pelajaran, sedangkan pada tahap inti meliputi proses pembelajaran, dan pada tahap akhir meliputi penutupan pembelajaran.
Pada kegiatan awal ini, guru menyesuaikan kondisi kelas, dengan merapikan tempat duduk siswa sehingga rapi dan membuat nyaman dalam menerima pelajaran. Penataan tempat duduk siswa ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat guru dan papan tulis dengan jelas. Selain itu guru membiasakan menyapa siswa.
Dengan kalimat sapaan tersebut dapat meningkatkan motivasi siswa untuk bisa dan mampu mempelajari mata pelajaran Al Qur’an Hadist, karena kalimat sapaan tersebut sebenarnya mempunyai arti penting proses pembelajaran.
Pada kegiatan apersepsi guru mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan siswa untuk mengikuti materi pelajaran Al Qur’an Hadist tentang isi kandungan surat Al Adiyat. Guru: Apa arti kata Al Insyirah ? Siswa Menjawab: Al Insyirah artinya melapangkan. semua siswa yang menjawab dengan serentak pertanyaan guru.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu setelah pembelajaran ini siswa diharapkan dapat menghafal surat Al Insyirah dengan benar dan fasih, siswa dapat membaca surat Al Insyirah dengan benar dan fasih dan siswa dapat mengerti dan memahami isi kandungan surat Al Insyirah, Siswa pun mulai mengkondisikan tempat duduknya kembali dan memperhatikan apa yang disampaikan guru.
Kegiatan selanjutnya adalah guru melakukan kegiatan inti yaitu Guru menjelaskan isi kandungan Surat Al Insyirah, yaitu dalam surat ini dijelaskan bahwa manusia harus berlapang dada dan sabar atas takdir Allah karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, setelah guru menerangkan isi kandungan surat Al Insyirah, Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai Kompetensi Dasar (KD)/ Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa, kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian), Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur, lalu Guru Membagikan kartu kepada siswa, masing-masing mendapat satu kartu. Guru Memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, Guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan terbentuklah 3 kelompok, dengan pembahasan sebagai berikut : kelompok satu berdiskusi tentang bacaan surat Al Insyirah dan tajwidnya, kelompok kedua tentang isi kandungan surat Al Insyirah, dan kelompok ketiga tentang hafalan surat Al Insyirah . setelah terbentuk kelompok siswa mulai berdiskusi dengan pantauan guru, setelah berdiskusi masing-masing kelompok menempelkan hasil diskusinya dipapan tulis secara urut. Siswa Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasil diskusinya dipapan tulis, guru menyuruh salah satu penganggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya. Dalam kegiatan ini ada siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh siswa kepada kelompok yang menjelaskan hasil diskusinya adalah :
Pertanyaan : bagaimana orang yang lapang dada?,
Jawaban : orang yang lapang dada adalah orang yang selalu sabar atas takdir baik dan buruk Allah dan selalu menyukurinya.
Pertanyaan : apa arti setelah kesulitan ada kemudahan?
jawaban : bahwa ketika kita mengalami kesulitan dalam suatu hal pasti sesudah itu ada kemudahan yang akan datang.
Guru Memberikan apresiasi kepada siswa yang bertanya dan menjawab serta setiap hasil kerja siswa dalam kelompok. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami siswa.dan ada beberapa siswa yang pertanya tentang materi yang belum dipahami.
siswa bertanya : apakah setiap sesudah kemudahan pasti ada kesulitan ?
guru menjawab : ya pasti ada, karena itu adalah janji Allah, maka dari itu kitak tidak boleh putus asa.
Kemudian, guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dan bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan, bahwa manusia hidup bukan hanya untuk duniawi saja bahwa kehidupan akhiratlah yang kekal, agar kita tidak ingkar atas nikmat Allah, dan senantiasa melaksanakan kewajiban terhadap Allah. Berikut ini gambaran kegiatan inti pada siklus II.
Setelah semua kegiatan selesai, Guru memberikan evaluasi kepada siswa dan memberikan pertanyaan lisan kepada beberapa siswa, Pertanyaan guru : apa arti kata Al Insyirah ? siswa menjawab : melapangkan dada . guru bertanya : apa pokok isi kandungan surat Al Insyirah ?, siswa menjawab : berlapang dada atas takdir Allah karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Ketika kegiatan ini berlangsung guru meminta siswa lainnya mendengarkan dan memperhatikan dengan baik, dan guru memberikan sedikit ketegasan pada siswa bagi siapa yang tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan baik akan diminta maju dan menjawab pertanyaan.
Kemudian, guru bersama siswa melakukan kegiatan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam kompetensi ini, apakah memberikan manfaat atau tidak, lalu guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi. Setelah itu, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa agar semangat dalam belajar dan kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama dan dilanjutkan salam penutup.
Sebelum pertemuan berakhir guru memberi motivasi belajar kepada siswa. Guru: “bahwasanya belajar Al Qur’an Hadist harus dengan cara membaca dan dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari, agar apa yang yang sudah dipelajari tidak mudah lupa dan selalu membekas dalam ingatan dan jadilah orang yang selalu bersyukur atas semua nikmat Allah.” Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan الحمد لله رب العالمين kemudian mengucapkan salam.
Pengamatan/Observasi
Pada tahap pengamatan dalam siklus II ini, guru melakukan pengamatan dengan mengamati proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil observasi tersebut sebagai berikut:
Proses Pembelajaran siklus II
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini, respon siswa terhadap pembelajaran semaikin baik, siswa mampu mengikuti pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Card Sort dengan baik, siswa memperhatikan materi yang sedang dipelajari yaitu materi surat Al Insyirah.
Dalam proses pembelajaran ini guru melakukan pengamatan proses pembelajaran yang meliputi; Guru membacakan Surat Al Insyirah secara baik dan benar. Guru menjelaskan isi kandungan Surat Al Insyirah. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai Kompetensi Dasar (KD)/ Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa, kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian), Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur. Guru Membagikan kartu kepada siswa, masing-masing mendapat satu kartu. Guru Memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, Guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan tulis secara urut. Siswa Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya. Guru Menyuruh salah satu penganggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya. Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.
Dari hasil pengamatan Proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran 100% dalam kategori baik, dan proses pembelajaran berjalan sesuai rencana dan skenario dan tidak ditemukan kendala-kendala dalam Proses Pembelajaran berlangsung.
Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Selain proses pembelajaran guru juga melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa yang meliputi; mengungkapkan pendapat, kerjasama, bertanya, menjawab, memperhatikan dan mencatat. Berikut tabel hasil pengamatan keaktifan siswa siklus II.
Tabel 4.5
Hasil pengamatan keaktifan belajar siswa
Kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal siklus II

No Nama Siswa Aspek Skor Keterangan
A B C D E F
1 Abdul Aziz X X X X 4 Cukup
2 Asti Auliya Fitriyani X X X X X X 6 Aktif
3 Dian Puji Lestari X X X X X X 6 Aktif
4 Endang Setyaningsih X X X X X X 6 Aktif
5 Fadila Oktaviola X X X X X 5 Aktif
6 Fatimah Nurul Khayati X X X X X X 6 Aktif
7 Kiki Wahyu Nur Kholis X X X X X X 6 Aktif
8 Kiki Wahyu Nur Mukhlis X X X X X 5 Aktif
9 Prayoga Aji Saputra X X X X X 5 Aktif
10 Ragil Asmara X X X X X 5 Aktif
11 Shinta Ayu Maulidda X X X X X 5 Aktif
12 Siti Asiyah X X X X X X 6 Aktif
13 Siti Eka Suryani X X X X X X 6 Aktif




Tabel 4.6
Kategori hasil pengamatan keaktifan belajar siswa siklus II
No Uraian Jumlah Siswa Prosentase
1 Siswa Aktif 12 92,31%
2 Siswa Cukup Aktif 1 07,69%
3 Siswa Kurang Aktif 0 0%

Hasil pengamatan keaktifan siswa dapat diperoleh data sebagai berikut : 12 siswa (92,31%) berkategori aktif, 1 siswa (07,69%) berkategori cukup aktif dan 0 siswa (0%) berkategori kurang aktif, dan terjadi peningkatan keaktifan siswa dari siklus I.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa termasuk dalam kategori baik dalam siklus II ini dan terjadi peningkatan keaktifan siswa dari siklus ke siklus.
Refleksi
Berdasarkan dari hasil observasi pada tahap tindakan pada siklus II mengenai proses pembelajaran dalam pembelajaran diketahui bahwa proses pembelajaran 100% dalam kategori baik, dan berjalan sesuai dengan rencana dan skenario.
Kemudian untuk keaktifan belajar siswa, pada siklus II ini mencapai (92,31%) berkategori aktif. Hal ini berarti keaktifan belajar siswa sudah ada kenaikan bila dibanding dengan siklus I, dan sudah mencapai indikator yang penulis tetapkan, yaitu minimal 70% siswa dalam kategori aktif.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa dari hasil observasi tindakan pada siklus II ini, semua indikator keberhasilan yang telah penulis tetapkan, yaitu: 70% siswa dalam kategori aktif dan terjadi kenaikan keaktifan siswa dari siklus ke siklus, diketahui telah meningkat dan melebihi indikator yang ditetapkan. Sedangkan observasi terhadap keaktifan juga mengalami peningkatan. Siswa lebih aktif dan kondusif, sudah bisa menguasai materi, Sehingga dengan keberhasilan ini, maka penulis tidak perlu untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya.
C. Pembahasan
Proses Pembelajaran
Dalam pengamatan proses pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik, namun masih ada kendala dalam proses pembelajaran pada siklus I penjelasan siswa hasil diskusi kurang jelas dan sesuai materi dan ketika siswa diberi waktu untuk bertanya hanya beberapa siswa yang bertanya. Namun pada siklus II, proses pembelajaran 100% dalam kategori baik dan berjalan sesuai rencana dan skenario tanpa ada kendala-kendala maupun hambatan dalam proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan Belajar Siswa
Skor Keaktifan belajar Al Qur’an Hadist sebelum penulis melakukan tindakan (pra siklus) adalah sebesar 61,54%. Kemudian pada siklus I, Skor Keaktifan belajar siswa menjadi 84,61% atau mengalami peningkatan sebesar 23,07% bila dibanding dengan pra siklus. Namun, Skor Keaktifan belajar siswa pada pra siklus ini belum mencapai persentase yang diinginkan karena Skor Keaktifan masih dibawah 70%, tetapi siklus I skor keaktifan belajar siswa belajar Al Qur’an Hadist sudah memenui presentasi diatas 70%, dan untuk mengetahui keaikan keaktifan belajar siswa dari siklus kesiklus maka penulis melanjutkan ke siklus II. Dan pada siklus II keaktifan belajar siswa mengalami kenaikan sebesar 7,26% bila dibanding pada siklus I, yaitu mencapai 92,31%, ini menunjukkan tingkat keaktifan belajar siswa sudah mencapai dan melebihi tingkat Keaktifan yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya keaktifan belajar siswa Al Qur’an Hadist siswa Kelas Vdari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4.2
Grafik keaktifan belajar siswa
Pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist
Kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal



Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa Keaktifan Belajar Al Qur’an Hadist siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dan pada siklus I dan II Keaktifan Belajar Siswa sudah memenuhi Indikator yang penulis tetapkan yaitu 70% siswa dalam kategori aktif.


BAB V
PENUTUP

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis paparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Card Sort dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist yang dilaksanakan di kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Gunungwungkal Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa tersebut terlihat dari pengamatan Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran.
Persentase Keaktifan Belajar Siswa pada Prasiklus sebesar 61,54%, pada siklus I meningkat menjadi 84,61%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 92,31%, dengan demikian aspek tersebut mengalami peningkatan cukup baik yaitu sebesar 23,07% pada Prasiklus dan siklus I, dan meningkat 7,26% pada Siklus I dan Siklus II. Sedangkan persentase Keaktifan Belajar siswa yang peneliti tetapkan adalah 70% siswa dalam kategori aktif. Dengan demikian Keaktifan Belajar siswa sudah mencapai indikator yang penulis tetapkan yaitu 70% siswa dalam kategori aktif dan terjadi kenaikan keaktifan dari siklus ke siklus.
Dari data diatas dapat disimpulkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus ke siklus.
Saran-saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan analisis penelitian terkait dengan peningkatan keterampilan siswa dalam pembelajaran Alqur’an Hadist masih banyak hal yang perlu perbaikan dan saran yang membangun. Adapun saran-saran tersebut diantaranya:
Kepada Guru
Hendaknya guru lebih kreatif untuk menemukan atau memodifikasi strategi dan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
Kepada Calon Peneliti
Kepada calon peneliti yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Card Sort maupun melanjutkan PTK ini, sebaiknya membaca dan mengoreksi hasil refleksi yang telah menunjukkan adanya hal-hal yang perlu diperbaiki pada setiap siklus agar menghasilkan lebih baik pada siklus selanjutnya.
Kepada Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan semangat dan dukungan kepada guru untuk terus mendukung pengembangan kualitas pembelajaran di dalam kelas dengan cara mengikutsertakan guru dalam pelatihan atau memberi bimbingan terkait dengan kemajuan pembelajaran yang saat ini sedang berkembang.
Kata Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Strata Satu. Namun demikian penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak menutup kemungkinan banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca mengenai penulisan dan punyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi yang ditulis dan disusun oleh penulis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para calon peneliti selanjutnya, guru dan calon guru untuk selalu mengembangkan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas dan menjadi guru inspirator bagi siswa-siswanya, Amin.