KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami kelompok 7 dapat menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah “ Bimbingan penyuluhan “. Bahan
mata kuliah ini di dapat dari Dosen Pengampu Bapak Ka’anto M.S.I
Adapun makalah ini kami buat dalam bentuk sederhana dan masih banyak
kekurangannya. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan kami pelajaran yang
sangat berharga dalam mata kuliah Bimbingan Penyuluhan “. Semoga makalah yang
kami buat ini dapat bermanfaat dan
menjadi media informasi yang berguna bagi kita semua dan bagi siapapun yang
membacanya, khususnya bagi yang ingin lebih mengetahui tentang mata kuliah yang
bersangkutan tersebut.
Akhir katakami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembelajaran
mata kuliah ini, saya juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari Dosen Pengampu dan teman-teman demi kelancaran proses
pembelajaran.
Pati, 28 Maret 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling
adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan
pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No.
025/D/1995)
Bimbingan dan konseling
merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu
mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif,
pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam
lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan
individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui
interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan
tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi
dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk
mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling
bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang
layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan
ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (Naskah Akademik
ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2007).
Merujuk pada UU No.
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru
pembimbing dimantapkan menjadi ’Konselor.” Keberadaan konselor dalam
sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik,
sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator
dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara
eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang
lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk
konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan
spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan.
Dasar
pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya
landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih
penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara
optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
moral-spiritual).
Dalam konteks tersebut,
hasil studi lapangan (2007) menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling
di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik
di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan diri
dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan
bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, serta perbaikan tata kerja baik
dalam aspek ketenagaan maupun manajemen.
Layanan bimbingan dan
konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan
lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap
perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah
tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak
terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu
‘dipanggil’ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik
B.
RUMUSAN MASALAH
1. apa saja Jenis Layanan dan Kegiatan Bimbingan
dan Konseling ?
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Agar dapat mengetahui apa saja layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis Layanan Dan Kegiatan Dalam Bimbingan Dan
Konseling
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan Konseling di sekolah, terdapat
beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
1.Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki
lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan
menyenangkan bagi setiap orang.
Allan dan McKean menegaskan bahwa tanpa program-program orientasi, periode
penyesuaian untuk sebagian besar siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat
bulan. Dalam kaitan itu, penelitian Allan dan McKean menunujukkan beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
a. Program orientasi yang efektif mempercepat
proses adaptasi; dan juga memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah.
b. Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil di
sekolah.
c. Anak-anak dari kelas
sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang leni lama Untuk menyesuaikan
diri daripada anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.[1]
2.Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
Layanan informasi ini bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal
diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa, anggota
keluarga dan masyarakat.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam,
yaitu meliputi:
a.Informasi pengembangan pribadi
b.Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar
c. Informasi pendidikan tinggi
d. Informasi jabatan
e.Informasi kehidupan keluarga, social kemasyarakatan, keberagaman social
budaya dan lingkungan.
3.Layanan Penempatan dan Penyaluran.
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat
dan minat serta kondisi pribadi. Fungsi utama dari layanan ini adalah fungsi
pencegahan, pemeliharaan, advokasi.
Sedangkan materi yang dapat diangkat melalui layanan ini ada berbagai macam
yaitu meliputi :
a.
Penempatan didalam
kelas:berdasarkan kondisi dan ciri pribadi serta hubungan social siswa serta asas pemerataan.
b. Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok
belajar
c. Penempatan dan penyaluran kedalam program yang
lebih luas
4.Layanan Konten atau
Layanan Pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik megembangkan diri dengan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik, ketrampilan dan materi belajar yang cocok
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan optimal dirinya.[2]
Adapun upaya untuk membantu siswa yang mengalamimasalah belajar diantaranya
:
Adapun tujuan penguasaan konten terkait dengan fungsi-fungsi konseling
yaitu:
a.
Fungsi pemahaman
b.
Fungsi pencegahan
c.
Fungsi pengentasan
d.
Fungsi pengembangan dan
pemeliharaan
5.Layanan Konseling Perorangan
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing
dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
6.Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dan membahas
topik tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya
sehari-hari, untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai
pelajar. Serta pengembangan kemampuan social, untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok
befungsi untuk pemahaman dan pengembangan.
7.Layanan Konseling kelompok
Yaitu memungkinan siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh
kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika
kelompok. Fungsi utama yang didukung oleh layanan konseling kelompok adalah
fungsi pengentasan.[5]
8. Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka. Layanan yang
membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
antar mereka.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup:
a.
Aplikasi instrumentasi data
Yaitu kegiatan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan
lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
instrument, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik
dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
b.
Himpunan data; merupakan
kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan didik. Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup.
c.
Konferensi kasus; merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta
didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak- pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.
d.
Kunjungan rumah; merupakan
kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien.
e. Alih tangan kasus; merupakan kegiatan untuk memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata
pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta
didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan
yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.[6]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling pengembangan
seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang
akan menghambat perkembangannya, dan menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya, baik sekarang maupun masa yang akan dating. Sehubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling, layanan
ini tidak terbatas pada individu yang bermasalah saja, tetapi meliputi seluruh
siswa. (Nurihsan, 2006: 42)
Sejalan
dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu
memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin,
sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala
sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling
mencakup banyak spek dan saling kait mengkait, sehingga tidak memungkinkan jika
layanan bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.
(Soetjipto, 2004: 99)
B.KRITIK DAN SARAN
Demikianlah
isi makalah ini. kami sangat
menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya. Dan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Retnanto, Bimbingan
dan Konseling, Buku Daros, Kudus.
Anas Salahuddin, Bimbingan
Dan Konseling, CV. Pustaka Setia,Bandung, 2009.
Blogspot.layananbimbingankonseling.com
Hallen A., Bimbingan Dan
Konseling, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.
[1] . Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar
Bimbingan Dan Konseling, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1999, hlm. 256