Thursday, March 27, 2014

makalah bimbingan penyuluhan



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami kelompok 7 dapat menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas  mata kuliah “ Bimbingan penyuluhan “. Bahan mata kuliah ini di dapat dari Dosen Pengampu Bapak Ka’anto M.S.I
            Adapun makalah  ini kami  buat dalam bentuk sederhana dan masih banyak kekurangannya. Tak lupa kami  mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan kami pelajaran yang sangat berharga dalam mata kuliah Bimbingan Penyuluhan “. Semoga makalah yang kami buat  ini dapat bermanfaat dan menjadi media informasi yang berguna bagi kita semua dan bagi siapapun yang membacanya, khususnya bagi yang ingin lebih mengetahui tentang mata kuliah yang bersangkutan tersebut.
Akhir katakami  mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembelajaran mata kuliah ini, saya juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari Dosen Pengampu dan teman-teman demi kelancaran proses pembelajaran.


Pati, 28 Maret 2014


Penulis












BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995)
 
Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks  adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2007).
Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi ’Konselor.” Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur  (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Dalam konteks tersebut, hasil studi lapangan (2007) menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan maupun manajemen.

Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu  atau yang perlu  ‘dipanggil’  saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik
B.  RUMUSAN MASALAH

1.      apa saja Jenis Layanan dan Kegiatan Bimbingan  dan Konseling ?

C.  TUJUAN PENULISAN

      1.            Agar dapat mengetahui apa saja layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jenis Layanan Dan Kegiatan Dalam Bimbingan Dan Konseling
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan Konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:

1.Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang.
Allan dan McKean menegaskan bahwa tanpa program-program orientasi, periode penyesuaian untuk sebagian besar siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Dalam kaitan itu, penelitian Allan dan McKean menunujukkan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
a. Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi; dan juga memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
b. Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil di sekolah.
c. Anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang leni lama Untuk menyesuaikan diri daripada anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.[1]

2.Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
Layanan informasi ini bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, yaitu meliputi:
a.Informasi pengembangan pribadi
b.Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar
c. Informasi pendidikan tinggi
d. Informasi jabatan
e.Informasi kehidupan keluarga, social kemasyarakatan, keberagaman social budaya dan lingkungan.

3.Layanan Penempatan dan Penyaluran.

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadi. Fungsi utama dari layanan ini adalah fungsi pencegahan, pemeliharaan, advokasi.
Sedangkan materi yang dapat diangkat melalui layanan ini ada berbagai macam yaitu meliputi :
a.       Penempatan didalam kelas:berdasarkan kondisi dan ciri pribadi serta hubungan    social siswa serta asas pemerataan.
b.      Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok belajar
c.       Penempatan dan penyaluran kedalam program yang lebih luas

4.Layanan Konten atau Layanan Pembelajaran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik megembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, ketrampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan optimal dirinya.[2]
Adapun upaya untuk membantu siswa yang mengalamimasalah belajar diantaranya :
       sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. [3]
Adapun tujuan penguasaan konten terkait dengan fungsi-fungsi konseling yaitu:
      a.       Fungsi  pemahaman
      b.      Fungsi pencegahan
      c.       Fungsi pengentasan
      d.      Fungsi pengembangan dan pemeliharaan
      e.       Fungsi advokasi. [4]

5.Layanan Konseling Perorangan

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.

6.Layanan Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik  secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dan membahas topik tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari, untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai pelajar. Serta pengembangan kemampuan social, untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok befungsi untuk pemahaman dan pengembangan.

7.Layanan Konseling kelompok

Yaitu memungkinan siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Fungsi utama yang didukung oleh layanan konseling kelompok adalah fungsi pengentasan.[5]

8. Layanan Mediasi

Layanan mediasi merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka. Layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup:
                a.       Aplikasi instrumentasi data
              Yaitu kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrument, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
         b.      Himpunan data; merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan    keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
         c.       Konferensi kasus; merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak- pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.
         d.      Kunjungan rumah; merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien.
        e.       Alih tangan kasus; merupakan kegiatan untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.[6]


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bimbingan dan konseling pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya, dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekarang maupun masa yang akan dating. Sehubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling, layanan ini tidak terbatas pada individu yang bermasalah saja, tetapi meliputi seluruh siswa. (Nurihsan, 2006: 42)
Sejalan dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling mencakup banyak spek dan saling kait mengkait, sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja. (Soetjipto, 2004: 99)


B.KRITIK DAN SARAN


Demikianlah isi makalah ini. kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya. Dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan terima kasih.




DAFTAR PUSTAKA


Agus Retnanto, Bimbingan dan Konseling, Buku Daros, Kudus.
Anas Salahuddin, Bimbingan Dan Konseling, CV. Pustaka Setia,Bandung, 2009.
Blogspot.layananbimbingankonseling.com
Hallen A., Bimbingan Dan Konseling, Ciputat Pers, Jakarta,  2002.
Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999.


[1] . Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1999, hlm. 256

[2] . Hallen A., Bimbingan Dan Konseling, Jakarta, Ciputat Pers, 2002, hlm. 84
[3] . Prayitno, Erman Amti, Op.Cit, hlm. 284
[4] . Agus Retnanto, Bimbingan dan Konseling, Kudus, Buku Daros, hlm. 143-144
[5] . Hallen A. Op. Cit, hlm. 88                                                        
[6] Anas Salahuddin, Bimbingan Dan Konseling, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2009, hlm. 140

Sunday, March 16, 2014



بسم الله الرحمن الرحيم
 الحمد لله رب العالمين   الرحمن الرحيم  مالك يوم الدين  اياك نعبد واياك نستعين    اهد نا الصراط المستقيم  صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضاليين